OPOP, Produksi Bisa Membanjiri Pasar
Jamhadi Sarankan Sesuai Ikon Daerah
SURABAYA, Jawa Pos – Program one pesantren one product (OPOP) mendapat apresiasi dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim. Meski begitu, Kadin memberikan beberapa masukan agar program tersebut berlangsung efektif. Salah satunya, melakukan pemetaan sistem agar produksi tidak terlalu banyak.
Jamhadi, tim ahli Kadin Jatim, mengatakan, ada 11.864 pesantren di seluruh Jawa Timur. Pemprov meminta satu pesantren satu produk. Artinya, akan ada 11.864 produk atau komoditas ekonomi baru. ’ Ini terlalu banyak,’ katanya.
Misalnya, 10 persen dari jumlah tersebut membuat produk kuliner. Itu berarti ada 1.186 produk kuliner. Jumlah tersebut terlalu banyak untuk lingkup Jawa Timur. Produk yang berlebihan mengakibatkan persaingan tidak berjalan dengan baik.
Pemprov perlu menyiapkan tema atau penataan yang tepat. Misalnya, beberapa pesantren dikumpulkan untuk membuat satu produk. Setiap pesantren menggarap tahapan berbedabeda. Mulai pengolahan bahan baku, pengemasan, hingga pemasaran. ’’Tiap-tiap pesantren itu memiliki peran yang saling melengkapi,’’ ucapnya.
Jamhadi juga menyarankan, pesantren menyesuaikan daerah masing-masing. Produk yang dihasilkan bisa menjadi khas di daerah tersebut. Misalnya, pesantren di Lumajang membuat produk yang khas dengan pisang. Begitu juga halnya dengan daerah lain yang memiliki ciri dan karakter tersendiri. ’’Potensi masing-masing daerah bisa semakin dikenal,’’ ungkap dia.
Selain produk, Kadin mengingatkan sistem pemasaran harus direncanakan. Kegiatan produksi harus diimbangi dengan sistem pemasaran yang baik. Dengan begitu, produk tidak berhenti. Semua terjual dan menjadi uang lagi.
Kadin sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jatim. Saat ini jumlah penduduk muslim di dunia lebih dari 2 miliar. Itu menjadi modal bagi pesantren untuk menguatkan sistem perekonomian syariah. ”Saya optimistis program ini bisa menjadi bagus asal ditata dengan baik,’ kata Jamhadi.