Jawa Pos

Kekurangan Guru di Jatim Capai Tiga Ribu Orang

-

SURABAYA, Jawa Pos – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima para guru, kepala sekolah, pengawas, dan tenaga kependidik­an berprestas­i di Gedung Negara Grahadi kemarin (9/8). Para stakeholde­r pendidikan dari berbagai jenjang itu akan berangkat ke Jakarta untuk menerima penghargaa­n sebagai guru berprestas­i pada peringatan HUT RI 17 Agustus mendatang.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah mengapresi­asi berbagai kiprah dan upaya para insan pendidikan itu. Terutama dalam membimbing dan mendidik para siswa. Juga atas berbagai inovasi pembelajar­an yang mereka lakukan di dunia pendidikan. ’’Tantangann­ya akan semakin berat. Jadi, kurikulum dan pembelajar­an juga harus disesuaika­n dengan tantangan zaman,’’ tuturnya.

Saat ini salah satu problem dunia pendidikan adalah kekurangan guru. Sebab, tidak sedikit guru yang pensiun. Ada juga guru yang meninggal. Kekurangan guru pun terjadi hampir pada semua mata pelajaran.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Hudiyono menyatakan, kekurangan guru di sekolah negeri mencapai 3.000 orang. Mulai guru agama, guru mata pelajaran produktif, hingga guru mata pelajaran lain. Untuk guru agama, kekurangan­nya mencapai 1.056 orang. Yakni, jenjang SMA 475 guru, SMK 500 guru, serta pendidikan khusus dan layanan khusus (PKLK) 81 guru.

Beberapa upaya dilakukan untuk mengatasi kekurangan guru. Di antaranya, pemetaan dan pemerataan guru. Guru yang berlebih di sekolah tertentu akan disebar ke sekolah-sekolah yang kekurangan. ’’Pemetaanny­a dalam kota,’’ ucapnya.

Kepala Biro Kesejahter­aan Sosial Pemprov Jatim itu menyebutka­n, kekurangan guru memang tersebar di berbagai daerah di Jatim. Terutama di wilayah pinggiran Jatim, termasuk Madura. ’’Tapi, ini tidak berarti tidak ada solusi,’’ katanya.

Kekurangan guru terjadi lantaran jumlahnya yang memang kurang. Namun, ada juga daerah yang kelebihan guru sehingga harus diratakan melalui analisa guru dan tenaga kependidik­an. Berdasar pemetaan tahap pertama, sudah ada 641 guru yang persebaran­nya diratakan. Adapun tahap kedua, pemerataan dilakukan pada 300 guru.

Hudiyono menjelaska­n, saat ini kekurangan guru bisa diisi dengan guru tidak tetap (GTT). Bahkan, gubernur Jatim sudah membuat skenario pembiayaan pendidikan. Yakni, melalui dana pendidikan gratis berkualita­s (tistas). Dana tistas tersebut bisa digunakan untuk membiayai guru. ’’Sebesar 40 persen tistas bisa untuk membiayai guru. Jadi, sudah ada solusinya. Jika kurang, ada keputusan lokal sekolah untuk membiayai,’’ katanya.

Solusi lain, mengisi kekurangan guru melalui CPNS. Tahun ini ada sekitar 800 CPNS guru di Jatim. Jumlah itu menambah guru di Jatim menjadi 26 ribu. ’’Kami juga menarik guru yang diperbantu­kan (DPK, Red) di sekolah swasta ke sekolah negeri,’’ jelasnya.

 ?? PUJI TYAS/JAWA POS ?? APRESIASI: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan audiensi bersama para guru berprestas­i kemarin.
PUJI TYAS/JAWA POS APRESIASI: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan audiensi bersama para guru berprestas­i kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia