Jawa Pos

Pendapatan Rp 25 Juta dari Sewa Kostum

- Pemkot Sudah Nyicil Benahi Jaringan Utilitas

SURABAYA, Jawa Pos – Peringatan HUT Ke-74 Kemerdekaa­n RI tinggal hitungan hari. Masyarakat mulai menyiapkan pernakpern­ik tujuh belasan seperti baju adat dan berbagai kostum perjuangan. Pada momen tersebut, tempat persewaan baju adat meraup keuntungan besar.

Salah satunya adalah Siti Suchoiroti, warga Wonocolo yang menyewakan beragam baju adat. Dia mengakui bahwa pesanan persewaan baju adat meningkat drastis. ’’Hari ini saja saya menyiapkan pesanan seratus kostum profesi seperti militer, tenaga medis, dan guru,’’ ungkap pemilik usaha Jelita Sewa Kostum tersebut kemarin (9/8).

Choiroti mematok harga Rp 30 ribu hingga Rp 1 juta per baju yang disewa. Harga sewa bergantung ukuran dan motif baju. Belum lagi aksesori tambahan seperti mahkota dan gelang. Harga tersebut diakuinya sebanding dengan biaya perawatan kostum. ’’Kalau manik-maniknya banyak, kan pasti laundry-nya khusus. Harga cucinya pun mahal,’’ jelas perempuan yang menggeluti usaha persewaan kostum sejak 1970 tersebut.

Bukan hanya di Surabaya, Choiroti juga mendapat pesanan dari luar kota dan luar negeri. Penyewanya pun beragam, mulai kalangan pelajar sampai pegawai. ’’Peserta pertukaran pelajar di luar negeri kan memakai baju adat saat 17 Agustus. Mereka sewa sejak jauhjauh hari,’’ katanya.

Karena banyaknya pesanan, Choiroti pernah meraup pendapatan Rp 25 juta hingga Rp 30 juta per hari. Pendapatan itu dihitung dari jumlah kostum sewa yang mencapai 100–200 kostum per hari.

Sama dengan Choiroti, Laily Anis, warga Sawahan, memperoleh keuntungan besar menjelang perayaan hari kemerdekaa­n. Sebanyak 20–50 baju disewa setiap hari. Harganya dipatok Rp 25 ribu sampai Rp 200 ribu per kostum. ’’Yang sering sekarang ya baju adat. Rata-rata harga sewanya Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu,’’ jelasnya. Laily juga bisa mendapat pemasukan hingga Rp 5 juta rupiah per hari.

Mengenai kualitas baju, Laily tetap menjaga tekstur baju meski tidak terlalu sering memakai jasa laundry. ’’Baju adat di sini sederhana kok, nggak terlalu banyak manik-manik. Perawatann­ya masih mudah,’’ ungkapnya.

SURABAYA, Jawa Pos – Pembanguna­n basement kompleks Balai Pemuda dan alun-alun mulai dicicil. Jalan Yos Sudarso sepanjang 2 meter mulai ditutupi seng untuk mengamanka­n proyek. Langkah tersebut ditempuh agar proses penutupan total Jalan Yos Sudarso bisa diperpende­k.

Pengerjaan di sisi timur Jalan Yos Sudarso itu berfokus untuk merapikan jaringan utilitas yang selama ini berada di lokasi tersebut. ”Banyak jaringan yang tertanam. Makanya dirapikan lebih dulu,” tutur Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Iman Kristian kemarin (9/8).

Pengerjaan merapikan jaringan utilitas itu tidak hanya dilakukan rekanan kontraktor. Tapi, juga para vendor yang selama ini memasang jaringan di area tersebut. Misalnya, PDAM, PLN, dan Telkom. Total ada 12 vendor yang ”memiliki” jaringan di sana.

Rencananya, pemkot memasang dua box culvert untuk jalur jaringan tersebut. Dengan begitu, selanjutny­a jaringan yang tertanam bisa tertata rapi. Tidak semrawut. Setelah jaringan utilitas rampung, pemkot memulai pengerjaan konstruksi basement.

Saat pengerjaan konstruksi bawah tanah itulah, pemkot akan menutup penuh Jalan Yos Sudarso. Pengerjaan konstruksi menunggu penyelesai­an pelebaran Jalan Simpang Dukuh yang diperkirak­an tuntas bulan ini.

Iman menyebut, skema perapian utilitas dengan menutup hampir separo jalan itu merupakan strategi pemkot. Khususnya untuk mempersing­kat waktu penutupan akses total Jalan Yos Sudarso saat pengerjaan proyek.

Sesuai rencana awal, pengerjaan proyek basement kompleks Balai Pemuda dilaksanak­an selama enam bulan. Selama itu pula, Jalan Yos Sudarso ditutup total. Namun dengan menata jaringan utilitas lebih dulu, waktu penutupan jalan bisa lebih singkat. ”Dengan skema ini, penutupan jalan bisa lebih pendek,” jelasnya. ”Yang sebelumnya enam bulan bisa dipercepat hingga 3–4 bulan saja,” lanjutnya. Hemat dua bulan. Sebab, persiapan jaringan dikerjakan lebih dulu.

Meski begitu, penyempita­n Jalan Yos Sudarso bukan tanpa dampak. Hampir setiap hari kemacetan mengular. Dari Jalan Gubernur Suryo hingga Yos Sudarso. Selain karena penyempita­n, volume kendaraan tinggi.

Tidak hanya itu, proyek yang tepat di jantung Kota Surabaya tersebut juga menjadi tontonan pengendara. ”Karena itu, pembatasny­a kami buat lebih tinggi,” jelas Iman.

 ??  ??
 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? PERSINGKAT MASA PENGERJAAN: Pemkot mengepras jalan selebar 2 meter untuk menangani masalah utilitas di Jalan Yos Sudarso.
DIPTA WAHYU/JAWA POS PERSINGKAT MASA PENGERJAAN: Pemkot mengepras jalan selebar 2 meter untuk menangani masalah utilitas di Jalan Yos Sudarso.
 ?? HANAA SEPTIANA/JAWA POS ?? LARIS MANIS: Siti Suchoiroti menutup lemari yang penuh dengan kostum.
HANAA SEPTIANA/JAWA POS LARIS MANIS: Siti Suchoiroti menutup lemari yang penuh dengan kostum.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia