BPBD Andalkan CSR Lengkapi Damkar
SIDOARJO, Jawa Pos – Penanganan bencana menjadi salah satu urusan wajib. Sayang, penanganan bencana di Kota Delta tidak mendapatkan perhatian serius. Itu terlihat dari alokasi anggaran di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Tahun ini total anggaran BPBD Rp 8,5 miliar. Kepala BPBD Sidoarjo Dwidjo Prawito menjelaskan, penanganan bencana butuh anggaran besar karena dibutuhkan saat terjadi bencana. Misalnya, untuk penyelamatan warga. ’’Kami membutuhkan banyak peralatan,’’ katanya.
Contohnya, penanganan kebakaran. Jumlah kebakaran di Sidoarjo terus meningkat. Tahun lalu mencapai 375 kejadian. Mayoritas api membakar hunian dan industri. Tingginya insiden itu tidak diimbangi dengan jumlah pos damkar. Saat ini Kota Udang baru memiliki lima pos damkar. Lokasinya di Waru, Buduran, Candi, Pasar Porong Baru, dan Krian.
Jumlah armadanya juga minim. Hanya 11 unit kendaraan damkar. Jumlah petugas pun kurang. Satu pos damkar idealnya memiliki dua regu. ’’Di Sidoarjo, satu pos damkar baru memiliki satu regu,’’ ucapnya.
Minimnya sarana dan prasarana damkar mengakibatkan penanganan kebakaran lambat. Response time alias waktu yang dibutuhkan petugas untuk sampai di lokasi kebakaran sekitar 20 menit. Seharusnya maksimal 15 menit.
Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya itu memahami bahwa APBD terbatas. Dinas lain juga membutuhkan dana. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, pihaknya berupaya menggandeng pihak ketiga. Salah satunya menggunakan bantuan pengusaha berupa corporate social responsibility (CSR) alias tanggung jawab sosial. Beberapa pos damkar yang dibangun merupakan bantuan swasta.