Datangi Usaha Kreatif, Diberi Modal Rp 1 Juta
Selama lima hari, 35 mahasiswa UK Petra belajar mendirikan perusahaan rintisan atau di Jogjakarta. Yakni, mendatangi beberapa usaha kreatif yang sudah maju. Kelompok terbaik akan mendapat pelatihan lanjutan untuk mendirikan
start-up start-up. HANAA SEPTIANA
PARA mahasiswa tersebut berasal dari berbagai jurusan. Mereka dibagi menjadi delapan kelompok. Selama di Jogjakarta, mereka diberi modal Rp 1 juta per kelompok. Uang itu digunakan untuk biaya transportasi dan makan di sana mulai 5–9 Agustus.
Terdapat beberapa lokasi tempat mereka belajar. Antara lain, perusahaan Cokelat Monggo, Srengenge Idealabs, dan Dagadu Djokdja. Tak hanya mendapatkan ilmu dari pemilik atau pemimpin industri, mereka juga belajar bersama aktor sekaligus pengusaha Dennis Adhiswara untuk proses pemantapan pendirian start-up.
Salah satunya, mengenai branding.
Business Director Srengenge Idealabs Annisa Muharammi mengatakan, branding sering disepelekan pendiri start-up. Padahal, branding akan menentukan masa depan start-up.
’’Sekarang kalau kita kirim barang disebutnya bukan pakai kurir, tapi aplikasinya,’’ ujarnya.
Salah seorang peserta, Diora Valencia, tidak menyangka nama merek begitu penting. ’’Ternyata, kalau mau diingat terus, memang banyak aturannya,’’ tutur mahasiswa jurusan sastra Inggris itu. Diora dan teman-temannya akhirnya paham bahwa branding juga penting untuk menunjang bisnis.
Mahasiswa UK Petra lainnya, Elsa Wibisono, awalnya bingung dengan teknis bisnis jasa tempat istirahat yang akan dia jalankan bersama tiga temannya. ’’Dari lokasi tempat, layout, sampai penentuan harga. Kami masih bingung,” ucap mahasiswa jurusan teknik industri tersebut. Masalah keuangan juga sempat dia ragukan. ’’Dengan ikut career camp ini, aku mantap menjalankan start-up ini,’’ jelasnya.
Elsa bercerita banyak mengenai cara bertahan dengan uang Rp 1 juta untuk empat orang. ’’Kami berusaha makan di emperan. Transportasi juga naik yang umum,’’ katanya. Dia dan temantemannya terbukti bisa mengelola keuangan dengan baik. Meski digunakan selama lima hari, uang tersebut masih sisa Rp 100 ribu. Kelompoknya juga dinobatkan sebagai juara ketiga dalam pelatihan bisnis itu.
Jessie Monica, ketua penyelenggara, mengatakan bahwa kunjungan itu bertujuan belajar mendirikan startup. Sebab, Jogjakarta dikenal sebagai pusat ekonomi kreatif. ’’Tujuan kami memang menggabungkan kemampuan mereka yang berasal dari berbagai jurusan untuk membuat karya yang maksimal,’’ ujar staf Bursa Kerja Khusus UK Petra Surabaya tersebut.
Kegiatan career camp itu berlangsung setiap tahun. Tahun ini career camp sudah memasuki tahun keenam. Terdapat tiga ide bisnis terbaik yang akan diberi pelatihan lanjutan hingga start-up mereka terealisasi. ’’Kami sudah tegaskan dari awal jika ke Jogjakarta ini bukan untuk pelesir, tapi benar-benar belajar mencari yang terbaik,’’ ungkapnya.