Jawa Pos

Tes Narkoba Beri Keterbukaa­n Catin

Kemenag dan Dinkes Lakukan Pendamping­an

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Calon pengantin (catin) masa kini lebih mendapatka­n perhatian dari pemerintah. Sebelum menikah, mereka mendapat pembekalan berumah tangga. Dengan demikian, mereka siap menjalani hidup bersama pasangan. Secara lahir maupun batin. Paham dengan hak dan kewajiban masing-masing.

Pembekalan calon pengantin dilaksanak­an selama dua hari. Pembekalan itu tidak terdapat di setiap kecamatan. Namun, digabung kecamatan satu dengan lainnya. Biasanya, dilakukan untuk catin di empat hingga lima kecamatan sehingga pemberian bekal dapat dilakukan secara masal.

Pembekalan yang diberi nama bimbingan perkawinan pranikah tersebut berisi segala hal tentang pernikahan. Mulai sejarah perkawinan dari dulu hingga sekarang. ”Sejak berlakunya burgerlijk wetboek (BW) hingga UU perkawinan,” kata Kepala Kemenag Sidoarjo Achmad Rofi’i kemarin.

Rofi’i yang mengupas sejarah pernikahan selalu menekankan, hubungan suami istri sekarang lebih terjamin. Jika menurut aturan perdata lebih pada hukum saja, kurang ada ikatan batin yang dalam. ”Kurang romantis,” ucapnya.

Tak sekadar landasan hukum, pihak Kemenag pun memberi nasihat cara menjaga keutuhan rumah tangga. Berdasar agama. Termasuk kewajiban suami dan istri. Tata cara melayani yang sesuai dengan hukum agama juga dijelaskan.

Bahkan, para catin wajib menjalani tes urine. ”Tujuannya, bukan untuk membatalka­n pernikahan,” ucap Rofi’i. Tes tersebut demi mengetahui catin pernah menggunaka­n obat terlarang atau tidak. Temuan itu akan disampaika­n kepada pasangan catin secara terbuka.

Dengan harapan, mereka mengetahui kondisi pasangan dari awal. Tidak ada hal yang ditutupi. Dengan demikian, semua jelas tanpa ada yang disembunyi­kan. Dengan harapan, seorang perempuan yang baik mendapatka­n calon suami yang baik. Begitu pula sebaliknya. Tidak ada yang merasa dirugikan.

Bukan hanya pihak Kemenag yang memberi pembekalan. Catin juga memperoleh pembekalan kesehatan dari pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo. Terutama kesehatan reproduksi. Bahkan, perempuan yang akan menikah akan dilakukan tes.

Tes tersebut untuk meminimalk­an gangguan selama kehamilan. Misalnya, perempuan yang memiliki darah rhesus tertentu. Selama kehamilan harus dipersiapk­an. Laki-laki yang latar belakang atau keturunann­ya kurang bagus pun bisa diantisipa­si sejak awal. ”Agar keturunann­ya baik,” kata Kepala Dinkes Sidoarjo drg Syaf Satriawarm­an SpPros.

Selain itu. keterlibat­an dinkes dalam pembekalan dibutuhkan untuk mencegah bertambahn­ya angka kematian ibu. Juga, angka kematian bayi. Termasuk meningkatk­an kepedulian suami agar dapat menjadi suami siaga. Tidak hanya marah-marah saat istri berbadan dua dengan beragam permintaan yang terkadang dianggap tidak wajar. ”Istri hamil jangan dimarahi. Harus dipahami,” ucap Syaf.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia