Jawa Pos

BI Bisa Turunkan Dua Kali

-

JAKARTA, Jawa Pos – Sejumlah bank sentral di negara-negara maju mulai menunjukka­n arah kebijakan moneter yang cenderung melonggark­an. Salah satunya, bank sentral AS yang akhirnya memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps). Langkah The Fed itu lantas diikuti sejumlah negara. Termasuk Indonesia. Pada rapat dewan gubernur (RDG) 18 Juli lalu, Bank Indonesia menurunkan BI rate 25 bps ke level 5,75 persen setelah bertahan 6 persen sejak 15 November 2019.

Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengisyara­tkan akan ada pelonggara­n kebijakan lanjutan. Namun, pihaknya masih menunggu timing yang pas. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengakui bahwa BI masih membuka ruang penurunan suku bunga. ’’Pak Gubernur telah katakan room ada, jadi tinggal timing (waktu yang tepat, Red),’’ jelas Dody kemarin (12/8).

Dody menyatakan, timing yang tepat merupakan hal yang krusial karena ada risiko yang dihadapi. Risiko tersebut berasal dari eksternal. Salah satunya adalah makin memanasnya perang dagang antara AS dan Tiongkok. Dampaknya, kondisi pasar global ikut terganggu. Indonesia juga terkena imbas.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menuturkan, BI dipastikan menurunkan suku bunga. Namun, waktunya memang belum bisa ditentukan. Menurut dia, keputusan itu bergantung pada dua hal. ’’Kalau rupiahnya tidak tertekan pelemahan dan The Fed menurunkan (lagi) suku bunganya,’’ ungkapnya kemarin.

Peneliti Indef Bhima Yudhistira juga memprediks­i BI menurunkan suku bunga acuan lagi. Bahkan, pihaknya menilai bahwa otoritas moneter tersebut bisa menurunkan hingga dua kali lagi pada tahun ini.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia