Menanti Kebangkitan Ginting
TORONTO, Jawa Pos – Bianca Andreescu belum banyak berkeringat ketika menjalani final Rogers Cup dini hari WIB kemarin. Petenis Kanada itu leading 3-1 atas Serena Williams. Namun, tiba-tiba umpire menghentikan pertandingan. Dia mengumumkan bahwa Serena mundur lantaran mengalami nyeri punggung. Andreescu otomatis menjadi juara. Tanpa memedulikan sejarah yang baru saja dia catat, remaja 19 tahun itu pun langsung mendatangi Serena. Andreescu memeluk sang legenda. Mengatakan bahwa dirinya tahu benar rasanya mengalami cedera saat pertandingan. Di tengah air mata yang menderas, Serena tersenyum mendengar kata-kata penghibur dari sang lawan yang masih muda itu. Setelah Serena meninggalkan lapangan, barulah Andreescu menyadari apa yang terjadi. Teriakanteriakan penonton yang hampir seluruhnya mendukungnya mengukuhkan sejarah yang baru dia buat. Andreescu menjadi petenis Kanada pertama dalam 50 tahun yang berhasil JAKARTA, Jawa Pos – Sepekan menuju kejuaraan dunia, PP PBSI kembali mengumumkan soal target. Tidak ada yang berbeda dengan sebelumnya. Cukup satu gelar, dari sektor mana saja. Ganda putra paling berpeluang, sedangkan tunggal putra diharapkan membuat kejutan. Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie punya kans yang sama.
Jika dilihat kondisi saat ini, harus diakui Jojo –sapaan Jonatan– lebih bisa diharapkan. Grafik penampilannya meningkat sampai bisa menembus peringkat keempat dunia. Sebaliknya, tren Ginting sedang turun. Tahun ini belum sekali menjuarai Rogers Cup!
Fakta itu semakin spesial. Sebab, sejak diadakan pada 1881 (dengan nama Canadian Open), hanya ada dua petenis putri tuan rumah yang mampu juara. Sebelum Andreescu, petenis Kanada yang menjuarai ajang itu adalah Faye Urban pada 1969. ’’Ini baru permulaan,’’ yakin Andreescu setelah menerima trofi. Dia sampai memanjat kursi tinggi umpire supaya bisa memamerkan pialanya.
Cerita petenis kelahiran Mississauga, Ontario, tersebut menjuarai Rogers Cup tahun ini memang berliku. Dia datang dengan status nonunggulan. Peringkat dunia dia baru merosot ke posisi ke-27 akibat cuti selama dua bulan. Sejak Mei lalu, dia menderita cedera bahu kanan.
Sejak babak awal, dia sudah harus melawan para unggulan. Misalnya petenis nomor lima dunia Kiki Bertens di babak 16 besar. Lalu, di perempat final, dia bertemu si peringkat ketiga, Karolina Pliskova. Namun, ternyata semua mampu dia lewati dengan baik.
Trofi Rogers Cup merupakan gelar kedua Andreescu di WTA Tour. Sebelumnya, dia meraih gelar perdana dalam ajang Indian Wells Maret lalu. Peringkat petenis berdarah Rumania pun dia meraih gelar. Prestasi tertingginya adalah runner-up Singapore Open April lalu. Peringkat dia juga turun, dari posisi keenam menjadi kedelapan.
Pelatih tunggal putra Hendri Saputra menyatakan, banyak faktor yang memengaruhi penampilan anak asuhnya itu. Dia masih sering bikin bola mati. Di luar lapangan, Ginting juga sempat mengalami masalah dengan sponsor. Tepatnya menjelang Australian Open awal Juni lalu. Namun, persoalan itu kini sudah beres.
’’Dia belum konsisten. Karena belum siap fisik dan fokusnya. Banyak faktor lah yang membuat dia begitu,’’ ulang Hendri. Salah satu faktor yang paling memengaruhi adalah soal fisik. Dia gampang lelah. Itu paling kelihatan jika dia harus menjalani pertarungan tiga game. Ginting sering takluk dengan skor telak.
Ya, dalam dua turnamen terakhir, dia tidak bisa langsung in di awal pertandingan. Alhasil, itu kini terkerek ke peringkat ke-14 dunia. Kepada ESPN, dia berkata, ’’Benar-benar bukan hal yang mudah. Aku sampai tidak bisa berkata-kata. Ini mimpi yang jadi nyata!’’
Kemenangan Andreescu disambut meriah oleh seantero Kanada. Mereka tidak menyangka jagoan lokal mereka, yang hampir dua dekade lebih muda daripada Serena, bisa menang. ’’Hasil ini mengejutkan,’’ ungkap Tia Trovato, salah seorang penonton, sebagaimana dikutip CBC News. ’’Kami seumuran. Keren sekali dia bisa menjuarai Rogers Cup di usia 19 tahun,’’ imbuh dia.
Presiden dan CEO federasi tenis Kanada Michael Downey turut memuji Andreescu. ’’Gelar ini juga jadi bekal bagus buat dia menyongsong Amerika Serikat Terbuka,’’ kata Downey.
Dari sektor putra yang digelar di Montreal, Rafael Nadal juga mencetak rekor. Dia mengalahkan petenis Rusia Daniil Medvedev 6-3, 6-0 untuk merebut gelar kelimanya. Itu adalah trofi Rogers Cup terbanyak yang bisa dikumpulkan petenis putra dalam 30 tahun terakhir. Itu juga merupakan gelar ATP Masters 1000 dia yang ke35. Sayang, setelah kemenangan tersebut, Nadal mundur dari Cincinnati Open karena kelelahan. poinnya langsung tertinggal jauh. Dari lima laga yang dilakoni di Indonesia Open dan Japan Open, hanya sekali Ginting menang straight game. Sisanya harus lewat rubber game.
Misalnya, saat dikalahkan Kento Momota di perempat final Japan Open dua pekan lalu. Pada game
penentuan, dia dihajar 15-21. Hal serupa terjadi sepekan sebelumnya pada babak kedua Indonesia Open. Ginting tidak mampu mengatasi Kantaphon Wangcharoen –pemain muda Thailand yang peringkatnya jauh di bawah dirinya– yang memaksanya bermain rubber game.
Banyak jenis latihan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ketahananfisik.Misalnyajogingatau lari jarak pendek. Hendri mengatakan, dirinya tidak menerapkan metode baru. ’’Tapi, tetap evaluasi untuk tahu apa saja yang harus ditingkatkan,’’ ucap dia tanpa mau memerinci apa saja yang harus ditingkatkan itu.
turnamen kali babak pertama
(All England, Malaysia Open)
kali babak kedua
(Indonesia Open)
kali perempat final
(Malaysia Masters, Indonesia Masters, New Zealand Open, Japan Open)
kali semifinal
(Swiss Open)
kali final
(Singapore Open, Australian Open)