Air Bersih untuk Warga Terdampak Kemarau
GRESIK, Jawa Pos – Musim kemarau diprediksi berlangsung hingga Oktober. Warga di beberapa wilayah belakangan mulai mengalami krisis air bersih. Terutama di Gresik Selatan. Karena itu, kemarin (12/8) Polres Gresik melakukan dropping air bersih ke tiga dusun di Desa Klampok, Benjeng.
Sebanyak tujuh tangki air bersih berukuran 5.000 liter dikirim. Dropping air bersih itu dipimpin Kapolres Gresik AKBP Wahyu S. Bintoro. Tentu saja, kiriman air bersih tersebut mendapat sambutan hangat warga. Maklum, warga Desa Klampok mulai merasakan krisis air bersih sejak pertengahan Juli. Dua embung tadah hujan untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK) sudah keruh.
Untuk mencukupi kebutuhan air bersih tersebut, warga terpaksa membeli air geledekan. Isinya, 10 jeriken berukuran 25 literan. Harga setiap geledek air Rp 15 ribu–Rp 25 ribu. ”Dua hari sekali kami beli air geledekan,” ujar Liyan, salah seorang warga.
Edi Hariyanto, warga Dusun Karangploso, mengatakan harus mengambil air ke telaga desa sejauh 500 meter. ”Sehari sampai dua atau tiga kali mengangsu,”
ungkap pemuda 26 tahun itu.
Menurut Kapolres, dropping
air bersih itu merupakan bagian dari program Polres Peduli Air Bersih pada rangkaian HUT Ke71 Polwan. ”Untuk tahap awal ini, kami baru melakukan dropping
7 truk tangki air bersih di Desa Klampok,” ujar Wahyu.
Dia menambahkan, pihaknya menyediakan 50 unit truk tangki bagi warga terdampak kemarau. ”Bantuan ini mungkin sedikit. Tapi, semoga bisa meringankan masyarakat,” katanya.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Gresik, terdapat 59 desa, 135 dusun, dan 33.372 kepala keluarga (KK) atau 129.774 jiwa yang terancam krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini. Dua kecamatan berisiko paling parah. Yakni, Duduksampeyan dan Benjeng.