Jawa Pos

Chant Dukungan Lebih Elegan

- Oleh HENDRO KARTIKO Mantan pemain Persebaya dan Arema

BERUNTUNGN­YA saya bisa membela dua klub besar di Jawa Timur: Persebaya Surabaya dan Arema. Merasakan atmosfer laga derbi Jatim. Baik sebagai pemain Green Force maupun saat berseragam Singo Edan

Yang saya ingat, tensi pertanding­an pasti panas. Apa lagi kalau bukan karena gesekan antarsupor­ter. Padahal, kami, para pemain, adem ayem. Saat berseragam Persebaya, saya sangat akrab dengan gelandang Arem a N anang Sup ria di. Kamis amasama jebol anti m PON Jati m 1996.

Selalu ada canda tawa saat kami bertemu. Canda itu lenyap saat kami bertarung di lapangan. Kami tampil fight untuk tim masingmasi­ng. Tapi, setelah peluit panjang dibunyikan, semua kembali normal. Canda tawa itu kembali lagi. Tidak hanya dengan Nanang, tapi semua pemain Arema.

Karena itu, saat saya hijrah ke Arema, sambutan yang diberikan sangat hangat. Meskipun saya bagian dari skuad Persebaya yang akhirnya menjuarai Liga Indonesia musim 2004. Ketika menjalani derbi Jatim di Surabaya sebagai pemain Arema, saya enjoy. Sebagai mantan Persebaya, saya mengenal baik pemain mereka.

Kalau ingin mendukung, dukunglah tim dengan baik. Nyanyikan chant dukungan bagi tim kesayangan. Jangan bikin chant yang menghujat tim lawan. Kalau dilakukan dengan kompak, saya yakin itu sudah akan membuat tim lawan keder. Chant yang menghujat tim lawan kurang elok didengar. Lebih baik nyanyian dukungan bagi tim kesayangan. Lebih elegan, bukan?

Surabaya dan Malang samasama Jawa Timur. Saya yakin pemain Persebaya dan Arema pasti punya hubungan baik. Masih akur, sama seperti zaman saya. Kalau pemainnya saja akur, kenapa suporterny­a tidak? Disarikan dari wawancara dengan Bagus Putra Pamungkas

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia