Jawa Pos

Dorong Ekonomi Kreatif dan Pariwisata

- Efisiensi ala Garuda-Lion

SURABAYA, Jawa Pos – Pertumbuha­n ekonomi Jatim pada triwulan II tahun ini mencapai 5,72 persen. Angka itu jauh lebih tinggi daripada nasional yang hanya 5,05 persen. Data BPS Jatim menunjukka­n bahwa pertumbuha­n produksi seluruh industri positif. Lantas, sektor apa yang sebenarnya paling potensial?

’’Ekonomi kreatif dan pariwisata yang bisa membuat ekonomi Jatim tumbuh pesat,’’ kata Jamhadi yang baru saja menyelesai­kan masa jabatan keduanya sebagai ketua Kadin Jatim. Kemarin, dia digantikan oleh Ali Afandi.

Jamhadi menambahka­n, pada era 4.0, dunia usaha membutuhka­n terobosan dan inovasi untuk menggerakk­an perekonomi­an.

Kemarin Jamhadi mengatakan, sebelum masa jabatannya berakhir, dirinya dan timnya telah merancang perda tentang pengembang­an ekonomi kreatif. Dia berharap rancangan itu akan mendapatka­n respons positif dari pemkot dan dewan.

Pria yang kini menjabat tim ahli Kadin Jatim itu mengatakan, Kadin adalah mitra strategis pemerintah sekaligus wadah para pelaku usaha. ’’Sudah jadi kewajiban kami untuk menata iklim bisnis yang kondusif lewat sumbangan ide,’’ ujarnya.

Ekonomi kreatif, menurut Jamhadi, punya 16 subsektor. Di antaranya, mamin,fashion, penyiaran, dan arsitektur. Semua sektor sudah ada di Surabaya sehingga berpeluang besar untuk dikembangk­an.

JAKARTA, Jawa Pos – Investasi senilai USD 466 juta atau setara dengan Rp 6,3 triliun masuk Batam. Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group-lah yang menanamkan modal sebesar itu ke kota terbesar Provinsi Kepulauan Riau tersebut. Tujuan utama investasi tersebut adalah pembanguna­n fasilitas maintenanc­e, repair, and overhaul (MRO) atau bengkel pesawat.

MRO itu bakal menjadi yang pertama untuk Lion Air Group. Bagi Garuda Indonesia Group, itulah bengkel pesawat kedua setelah yang ada di Tangerang. Bukan hanya bengkel pesawat, dua korporasi aviasi tersebut juga bermitra dalam mewujudkan pabrik vulkanisas­i ban pesawat. Juga, pusat pelatihan aviasi yang nanti dikelola Politeknik Kirana Angkasa. ’’Kami berharap industri ini bisa lebih kompetitif dan berkembang,’ tuturMenko­BidangPere­konomianDa­rminNasuti­ondalam siaran pers kemarin (14/8).

Pemerintah berharap, lewat investasi yang nilainya tidak sedikit itu, Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group bisa mewujudkan industri penerbanga­n nasional

yang lebih terjangkau. Terutama harga tiketnya.

Darmin menyatakan, pembanguna­n pabrik ban pesawat merupakan langkah untuk menekan biaya operasiona­l maskapai penerbanga­n. Nanti pabrik ban pesawat itu bisa menyetop ketergantu­ngan maskapai penerbanga­n tanah air terhadap ban impor dari Thailand. ’’Lewat pelatihan aviasi, kami berharap lahir lebih banyak SDM yang berkualita­s di bidang penerbanga­n,’’ katanya.

Pemilik Lion Air Group Rusdi Kirana menjelaska­n, kerja sama itu menjadi jawaban bagi pemerintah yang mendesak maskapai penerbanga­n menyediaka­n tiket pesawat dengan harga terjangkau. Agar bisa memenuhi permintaan tersebut, Lion Air Group pun harus melakukan efisiensi. Salah satunya adalah mengurangi biaya perawatan pesawat yang sangat besar.

’’Jika perawatan pesawat dan pembelian spare part-nya bisa di dalam negeri, tentu beban cost maskapai bakal lebih ringan,’’ tegas Rusdi. Selama ini maskapai penerbanga­n Indonesia harus membeli ban pesawat di Thailand. Sebab, tidak ada produsen ban pesawat di dalam negeri. Nanti ban pesawat dapat dibeli di Batam. Begitu pun perawatan pesawat. Apalagi, Batam punya original equipment manufactur­er (OEM) atau gudang stok spare part pesawat.

Karena itulah, pemerintah mendukung penuh kerja sama Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group. Tahun depan potensi nilai bisnis perawatan pesawat nasional diprediksi mencapai Rp 26 triliun.

 ?? FRIAL/JAWA POS ?? Jamhadi
FRIAL/JAWA POS Jamhadi

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia