LKP Mengawal Era Industri 4.0
Memasuki era Industri 4.0, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar berbagai program untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satunya melalui peran lembaga kursus dan pelatihan (LKP).
LEMBAGA kursus dan pelatihan telah menjadi salah satu pendorong kemajuan pendidikan di Indonesia, terutama untuk menyongsong era Industri 4.0.
Sampai saat ini, tercatat jumlah LKP yang terakreditasi 4.488 LKP dari 17.306 LKP. Ribuan LKP yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia itu terbagi dalam beberapa rumpun. Di antaranya, LKP yang menyelenggarakan rumpun kesehatan 3.555 LKP, rumpun bisnis dan manajemen 762 LKP, rumpun seni rupa dan kriya 6.423LKP, serta rumpun bahasa 5.488 LKP.
Lalu, jumlah LKP yang menyelenggarakan rumpun agribisnis dan agroteknologi 214 LKP, rumpun perikanan dan kelautan 13 LKP, rumpun teknologi dan rekayasa 1.755 LKP, rumpun teknologi informasi dan komunikasi (TIK) 6.282 LKP, rumpun pariwisata 273 LKP, serta rumpun seni pertunjukan 605 LKP.
’’Pengembangan SDM melalui kursus dan pelatihan sudah didesain untuk menyiapkan SDM di abad 21. Karena itu, kami optimistis SDM kita akan sanggup mengawal era Industri 4.0 ini,’’ ujar Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan (Binsuslat) Direktorat Jenderal PAUD Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dr Agus Salim.
LKP banyak mengajarkan beberapa keahlian yang perlu dimiliki generasi muda. Di antaranya, bidang information, media and technology skills, learning and innovation skills, life and career skills, serta effective communication skills.
Pihaknya mengapresiasi desain kursus dan pelatihan yang saat ini dibuat fleksibel, lebih leluasa dalam aspek penggunaan waktu, tempat, dan program pembelajaran. Selain itu juga praktis karena langsung ditujukan untuk menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha maupun industri dalam jangka pendek serta fungsional karena peserta didik dapat merasakan langsung manfaat hasil kursus dan pelatihan yang diselenggarakan.
Dalam rangka perluasan akses layanan kursus dan pelatihan, mulai 2017 Kemendikbud sudah mengembangkan pembelajaran jarak jauh dalam bentuk massive open online courses (MOOC), baik secara full online maupun dilakukan secara blended learning system courses. Sebagai pilot project pada 2018 sudah ada enam lembaga kursus dan pelatihan (LKP) yang melaksanakan MOOC.
Yakni, LKP Fourlen Jakarta bidang tata kecantikan rambut, LKP Sangkuriang Bogor bidang hazard analysis critical control point (HACCP), LKP HIS Solo bidang hospitality, LKP Gazebo Trengggalek bidang bahasa Inggris, LKP Bina Insani Jogjakarta bidang bahasa Korea, dan LKP Mahardika Cirebon bidang tata kecantikan kulit.
Yang bersifat blended learning system courses sudah dilakukan pilot project antara Kemendikbud dengan BNP2TKI, Universitas Nasional, dan LKP Cyber Edu InKor Jakarta untuk bahasa Korea bagi pekerja migran Indonesia sektor fishing and marine.
’’Sebanyak 410 orang akan diberangkatkan ke Korea dari delapan lokasi, yakni Jabar (Cirebon dan Indramayu), Jawa Tengah (Brebes, Kendal, Pati, Cilacap), dan Jawa Timur (Ponorogo dan Tulungagung),’’ ungkapnya.
Kemendikbud juga bekerja sama dengan Universitas Terbuka untuk melaksanakan kursus dan pelatihan bagi pendidik PAUD yang tersebar di sebagian wilayah Indonesia. Selain itu, Kemendikbud meningkatkan kerja sama internasional dalam hal penempatan tenaga kerja lulusan kursus dan pelatihan serta peningkatan kompetensi, baik tenaga pendidik maupun peserta didik.
Upaya transfer teknologi juga dilakukan melalui pengiriman silver expert dari negara yang sudah menerapkan teknologi 4.0 seperti Jerman, Korea, Jepang, Taiwan, dan Australia. Mulai 2019 bekerja sama dengan Ausbildung. Mulai disiapkan 10.000 calon peserta didik yang akan dilatih di Jerman secara bertahap.
Di samping itu, Kemendikbud bekerja sama dengan BNP2TKI untuk melatih tenaga terampil melalui kursus dan keterampilan, baik dalam bentuk upgrading bahasa maupun hard skill SDM, untuk dikirim menjadi tenaga kerja di bidang manufaktur, fishing and marine, perawat, care giver, baby sitter, health services di Jepang, Korea, Tiongkok, Uni Emirat Arab (Dubai dan Qatar), Australia, Kanada, Malaysia, Sri Lanka, Turki, dan Spanyol.
Bukan hanya itu, dalam rangka perluasan akses untuk membantu mengurangi pengangguran dan kemiskinan (2015–2018), pemerintah juga memberikan bantuan berupa pendidikan kecakapan kerja (PKK) 232.905 orang, bantuan pendidikan kecakapan wirausaha (PKW) 201.489 orang, magang industri 4.010 orang, dan beasiswa UJK 320.885 orang.