Tulang Dada Azila Diganti Pelat
Pemisahan Kembar Siam Selesai Lebih Cepat
Kami juga akan bertanggung jawab dengan perkembangan Akila-Azila pascaoperasi. Termasuk bila nanti dilaksanakan operasi rekonstruksi pelat di bagian dada.”
06.15
Akila dan Azila masuk ke GBPT.
07.25
Tim medis melakukan persiapan obat dan pengecekan alat.
07.34
Tim medis melakukan induksi dan intubasi pada AkilaAzila.
08.06
Pemasangan kateter langsung ke vena sentral dengan menggunakan central venous catheter (CVC).
09.00
Dokter spesialis bedah plastik mulai menggambar tempat pembedahan dan posisi pembuluh darah. Ketua tim PPKST
09.21
Dilakukan sterilisasi bagian yang akan dibedah.
09.43
Mulai dilakukan pembedahan (insisi) dari perut bagian bawah.
10.20
Tim bedah anak melakukan pemisahan liver.
10.40
Liver selesai dipisah.
10.45
Tim bedah toraks melakukan insisi di bagian dada.
SURABAYA, Jawa Pos – Bayi kembar siam asal Kota Kendari, Akila-Azila, dapat dipisahkan satu setengah jam lebih cepat dari waktu yang direncanakan. Sebelumnya, tim pusat pelayanan kembar siam terpadu (PPKST) memperkirakan operasi separasi tersebut selesai pada pukul 19.00. Namun, kemarin tim dokter menuntaskan operasi bayi 17 bulan itu pada pukul 17.37.
Seperti yang telah diketahui, kasus kembar siam yang ditangani RSUD dr Soetomo
11.15
Dilakukan pemisahan kantong pembungkus jantung (perikardium).
12.00
Akila-Azila sudah terpisah. Selanjutnya, Akila dipindah ke ruang operasi yang lain.
12.10
kali ini jenis thoracoabdominopagus atau dempet bagian dada. Mereka memiliki dua jantung yang terpisah. Tetapi, selaput jantungnya menyatu. Hatinya juga dua, tetapi menyatu.
Kemarin sebelum operasi, si kembar dimandikan dengan air hangat dengan menggunakan sabun antiseptik. Itu dilakukan oleh dokter bedah anak yang tergabung dalam tim PPKST, dr Poerwadi SpB SPBA (K). Akila-Azila dibaringkan di brankar, lalu diselimuti Dimulai untuk rekonstruksi defek.
14.15
Akila selesai direkonstruksi.
J17.37
Azila selesai direkonstruksi.
Mereka pun digeledek ke GBPT ditemani orang tuanya, Selvina Dewi dan Jayasrin.
Berbagai persiapan dilakukan sebelum operasi. Antara lain, pengecekan alat dan obat. Setelah semua siap, dilanjutkan dengan proses induksi dan intubasi. Selepas itu, dilakukan pemasangan vena sentral oleh tim dokter anestesi. Tim dokter spesialis bedah plastik pun mendapatkan tugas untuk menggambar bagian-bagian insisi dengan spidol khusus. Pemotongan dimulai dari perut bagian bawah.
Yang kali pertama dipisahkan adalah organ liver. Tak diperlukan waktu lama untuk memisahkannya. Dokter spesialis bedah anak bisa membelahnya dalam waktu 20 menit. ’’Kami menggunakan alat harmonic scalpel sehingga tidak berdarah,’’ kata Poerwadi. Alat tersebut digunakan untuk memotong dan membakar jaringan secara bersamaan.
Proses separasi tersebut dilanjutkan dengan menginisiasi bagian toraks. Tugas itu dilanjutkan oleh dokter spesialis bedah toraks. Dokter Heroe Soebroto SpB SpBTKV (K) mengatakan, si kembar hanya memiliki satu tulang dada. Tulang dada tersebut diberikan pada bayi Akila. ’’Sebab, berdasar struktur anatominya, tulang dada itu ada pada Akila,’’ ucapnya.
Sementara itu, pada Azila, tulang dada diganti dengan tiga pelat. Tujuannya, tulang rusuk bisa disatukan. Pelat tersebut juga berfungsi melindungi organ jantungnya. ’’Pelat itu dibentuk melengkung,’’ jelasnya. Panjang tulang dada yang harus diganti sekitar 10 sentimeter.
Menurut Heroe, pelat itu terbuat dari bahan yg aman dan bisa bertahan cukup lama. Namun, saat berat badan bayi sudah bertambah sekitar 20–30 kilogram, pelat tersebut harus diganti. ’’Sehingga nanti harus dilakukan rekonstruksi ulang pada usia 12–20 tahun,’’ tutur Heroe.
Pada Azila, di bagian perut, dilakukan rekonstruksi untuk mencegah hernia umbilikalis. Yakni, bagian usus menonjol keluar dari pusar. Jika tidak direkonstruksi, kemungkinan terjadi usus yang masuk celah otot dinding perut.
Untuk Akila, di bagian jantung, terindikasi ada lubang pada dinding pemisah antara bilik kanan dan kiri. Itu biasa disebut ventricular septal defect (VSD). ’’Namun, itu tidak perlu diatasi saat operasi separasi. Sebab, tidak semua kelainan jantung jadi prioritas utama,’’ ujar Heroe.
Dokter spesialis bedah plastik, Prof Dr dr David S Perdanakusuma SpBP-RE (K), mengaku mengalami kesulitan saat penutupan bekas pembedahan pada Azila. Sebab, defek lukanya cukup besar. Dia membutuhkan jaringan sintesis mesh graft dengan ukuran 13,5 x 17 sentimeter.
Saat menutup kulitnya, David sempat membongkar ulang jahitannya. Sebab, saat kulit sudah dijahit, napas bayi tersebut kurang baik. ’’Kami banyak menggeser kulitnya. Selain karena napas, juga agar kulitnya tidak tegang,’’ tuturnya. Sementara itu, sebelum kulit dijahit, lebih dulu dia dan tim menyatukan otot perut dan otot dadanya mengikuti bentuk tubuh.
Kemarin dr Agus Harianto SpA (K), ketua tim PPKST, ikut mendampingi orang tua bayi di ruang pertemuan 016. Dia menjelaskan proses-proses operasi yang ditayangkan melalui televisi dan LCD. Saat mengetahui proses operasi bayi Azila lebih lama, dia selalu menenangkan Selvina dan Jayasrin. ’’Kami juga akan bertanggung jawab dengan perkembangan Akila-Azila pascaoperasi. Termasuk bila nanti dilaksanakan operasi rekonstruksi pelat di bagian dada,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Selvina dan Jayasrin tampak pasrah dan menyerahkan operasi sepenuhnya pada tim PPKST. ’’Kami sangat berterima kasih kepada tim dokter yang sudah mengoperasi anak kami. Kami sangat senang akhirnya mereka bisa diseparasi dengan lancar dan sukses,’’ kata Jayasrin dengan mata yang berkaca-kaca.