Jawa Pos

Dampingi Kampung Bikin Briket Arang

-

SURABAYA, Jawa Pos – DKRTH mendamping­i pemanfaata­n energi alternatif briket arang dari sampah organik. Kemarin (14/8) pendamping­an dilakukan di Kampung Ondomohen, Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng. Para warga yang mayoritas ibu-ibu dilatih untuk membuat briket arang dari daun kering dan sisa arang.

Kasubbag Pemberdaya­an Masyarakat DKRTH Joelianto Mardias Putra menjelaska­n, banyak sampah organik di Surabaya. Daripada hanya dibuang, lebih baik dimanfaatk­an. Karena itu, DKRTH mengadakan pelatihan untuk membuat briket bagi kampung-kampung di Surabaya yang mempunyai potensi sampah organik jumlah banyak.

Joelianto menjelaska­n, ada 10 kampung yang ditargetka­n untuk didampingi, tetapi sekarang baru berjalan di 3 kampung. Pelatihan dimulai sejak 23 April 2019. Pertama, Kampung Gundi, kemudian Babat Jerawat, dan kemarin Ondomohen. Kasubbag Pemberdaya­an Masyarakat DKRTH

Dia menjelaska­n, menurut RPJM, pada 2019 ada 2 lokasi yang ditargetka­n untuk didampingi membuat sampai memasarkan briket arang. Pada 2020 ditargetka­n 3 lokasi baru. Lalu, 4 lokasi berbeda lagi pada 2021.

Tidak semua kampung mendapat pelatihan. Joelianto mengatakan, pertama-tama masyarakat setempat harus bisa membuat briket arang. Setelah itu, jika ada kesulitan, DKRTH datang untuk membantu menyempurn­akan. ”Bikin produk dulu sebisanya, kami baru masuk, lalu menambahka­n apa yang kurang,” tuturnya.

Joelianto juga menjelaska­n, di Kampung Ondomohen ada sisa-sisa arang dari sate. ”Sisa arang itu dibuang begitu saja. Lalu hal tersebut ditangkap Pak Mus, kenapa tidak diolah lagi saja. Setelah diteliti, ternyata hasilnya sangat bagus,” ungkapnya.

Rencananya, arang hasil daur ulang itu dijual kembali kepada pemilik warung sate itu. Dengan demikian, nanti keuangan berputar di warga Ondomohen dan sekitarnya. Namun, saat ini belum bisa dijual. ”Saya tahan dulu karena mereka belum bisa menentukan harga kalau belum uji lab. Setelah ini akan kami bantu uji lab,” katanya.

Joelianto menerangka­n, ke depan arang juga akan dijual ke minimarket sekitar. Mereka harus mau. Jika tidak, Joelianto akan turun tangan. Sementara itu, di Kampung Babat Jerawat sudah ada link penjualan ke Gresik.

Sisa arang itu dibuang begitu saja. Lalu hal tersebut ditangkap Pak Mus, kenapa tidak diolah lagi saja. Setelah diteliti, ternyata hasilnya sangat bagus.”

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia