Enam Bulan, 14 Pelajar Terkena DBD
Kecamatan-Puskesmas Datangi Sekolah
SURABAYA, Jawa Pos – Lima belas perwakilan Kecamatan dan Puskesmas Asemrowo menyambangi SMPN 42, Asemrowo, kemarin (14/8). Mereka membawa perlengkapan memantau jentik (mantik). Yakni, senter dan obat pelarut abate. Sebab, selama satu semester ini ada 14 remaja yang terkena demam berdarah dengue (DBD).
Kegiatan tersebut dilangsungkan dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mencegah DBD. Pukul 08.30 mereka menyisir dua tempat. Yakni, kamar mandi dan tandon air. Camat Asemrowo Bambang Udi Ukoro beserta Kepala Puskesmas Asemrowo dr Ratnaika Wahdini memimpin langsung pemantauan tersebut. ’’Kami berpencar. Satu kelompok di kamar mandi dan sisanya di tandon air,’’ ucap Bambang.
Dia mengatakan, pemeriksaan fokus pada pencarian jentik-jentik. ’’Dua tempat itu kan rawan tergenang, nyamuk sangat suka,’’ ucapnya. Bambang mengimbau pihak sekolah untuk terus menggiatkan pembersihan.
’’Sebagai pembina, kami juga berikan abate kalau mulai terlihat jentikjentik,’’ ucap Ratnaika. Dia mengatakan, pemantauan di sekolah merupakan prioritas. Seminggu sekali. Sebab, jumlah siswa ribuan. ’’Kalau terkena satu, bisa menyebar ke lainnya. Harus dicegah,’’ jelasnya.
Posisi sekolah yang berdekatan dengan pasar loak juga menjadi alasan lain. Menurut dia, daerah padat dan kumuh menjadi habitat yang disukai nyamuk. ’’Persebarannya tidak hanya semakin cepat, tapi juga semakin berbahaya. Sebab, jumlah nyamuk bisa membeludak,’’ tuturnya. Di wilayah kerjanya saja, terdapat 14 remaja yang terkena DBD dalam semester satu 2019. Kondisi itu salah satunya disebabkan kebersihan sekolah yang kurang.
Dia melanjutkan, program lain yang perlu terus dilakukan untuk mencegah membeludaknya jumlah nyamuk ialah mengembangbiakkan ikan. ’’Kami sudah tabur beberapa ikan di kolam dan kamar mandi,’’ tutur Wakil Kepala SMPN 42 Supadi. Langkah itu diakui cukup membantu. ’’Saat menguras bak, tidak ada jentik yang terlihat,’’ ungkapnya.