Hilangkan Prinsip Sekali Pakai
SEPERTI apa sebenarnya konsep zero waste itu? Apakah bisa benarbenar nol sampah? Menurut founder The Heart Project Lessa Gresh, konsepnya adalah bagaimana memaksimalkan barang yang sudah ada agar tidak menjadi sampah. ”Karena kita nggak mungkin mengubah gaya hidup semua orang besok. Yang ada, kita harus realistis,” tuturnya. Bagaimana lebih bijak dalam memanfaatkan barangbarang yang sudah ada.
Misalnya, penggunaan tas kresek. ”Mungkin pas lagi shopping kebetulan nggak bawa tas. Mau nggak mau pakai kresek. Nah, yang tidak bertanggung jawab di sini adalah jika tas kresek itu hanya dipakai sekali,” urai Lessa.
Dengan kata lain, kegunaan tas kresek tersebut harus dimaksimalkan. Kalau memang masih bisa digunakan lagi di kemudian hari, hal itu juga tetap bisa mengurangi sampah. ”Prinsip sekali pakai itu harus dihilangkan. Soalnya, hal seperti itu tidak memaksimalkan sumber daya yang ada,” terangnya.
Mungkin penggunaan plastik memang bukan hal yang bagus karena tetap membutuhkan waktu yang sangat lama untuk penguraiannya. ”Tapi, menggunakannya berkalikali bisa jadi salah satu cara untuk memperpanjang masa pemanfaatan,” terangnya.
Contoh lain, penggunaan sikat gigi dari kayu atau bambu. Bukan berarti langsung membuang semua sikat gigi plastik yang sudah dibeli dan masih layak pakai. Namun, lebih baik dimaksimalkan dulu penggunaannya. ”Kalau sudah rusak atau tidak bisa dipakai lagi, artinya ada opsi untuk memilih bahan yang lebih ramah lingkungan,” sambungnya.
Selain itu, ada lagi yang bisa dilakukan sebagai langkah meminimalkan sampah. Yaitu, memaksimalkan penggunaan barang-barang yang susah diurai dengan mengolahnya menjadi barang baru. Lessa yang juga bergerak di bidang kreatif mengolah berbagai sampah jadi barang ”baru” yang punya manfaat baru. Misalnya, kapsul kopi dijadikan aksesori, wadah plastik jadi mainan dan tas belanja, serta limbah tekstil yang dikreasikan jadi tempat gantungan aksesori.