Jawa Pos

Bangun Tidur Langsung Panggil Ayah

Batita yang Ditemukan Memeluk Jenazah Ayahnya

-

JEMBER, Jawa Pos – Selepas azan Subuh kemarin (15/8), Anik Nur Asisa kaget begitu melihat Siti Annisa Syafir merangkak menuju suaminya yang sedang tertidur. Lamat-lamat perempuan 40 tahun itu mendengar Siti memanggil-manggil ayahnya. Anik tak tahan. Air matanya menetes. Dia mengingat jelas momen sehari sebelumnya

Ketika bayi berusia 14 bulan itu ditemukan bersama jenazah ayahnya, yang diduga sudah meninggal tiga hari lalu. Posisinya memeluk tubuh yang mulai membusuk tersebut.

Kondisi Siti kini membaik. Setelah diangkat dari rumahnya pada Rabu sore (14/8), Siti dirawat Anik yang merupakan tenaga medis sekaligus tetanggany­a di Perumahan Kaliwining Asri, Kecamatan Rambipuji, Jember. ”Anaknya sudah bisa makan dan minum susu cukup banyak,” terang Anik kepada Jawa Pos Radar Jember.

Warga yang penasaran dengan keadaan Siti berdatanga­n. Mereka memadati rumah Anik. Menurut Anik, mulanya Siti terlihat masih trauma. Siti menolak disuapi makanan dan diberi susu. Semua yang dimasukkan ke mulutnya dimuntahka­n. ”Tapi, setelah dirawat semalam hingga pagi, anaknya sudah bisa diajak bicara,” papar dia.

Rabu malam Siti lumayan rewel. Anik menduga, Siti masih ingat akan mendiang ayahnya, Aan Junaidi atau yang biasa dipanggil Fauzi. Apalagi, enam bulan terakhir Siti memang hidup hanya bersama ayahnya. Ibunya, Sulastri, bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Taiwan.

Saking dekatnya, Siti langsung menuju suami Anik ketika bangun. Batita itu mengira pria tersebut ayahnya. Ketika Sulastri berangkat ke Taiwan, Anik mengungkap­kan bahwa dirinya punya niat merawat Siti. Namun, hal itu tak kunjung diwujudkan karena melihat Fauzi sangat telaten merawat Siti. Anik menuturkan, saat Siti ditemukan, pada telapak kakinya ada bintik merah dan luka melepuh karena terkena cairan tubuh jenazah. Selama tiga hari itu Siti ditengarai tidak menerima asupan makanan atau minuman.

Fauzi diketahui sudah tiada setelah warga mendengar suara tangis dan makin curiga karena mencium aroma busuk yang menyengat dari rumah korban. Suami Anik, Sugiatmo, 60, menuturkan, Sabtu sore (10/8) Fauzi masih keluar bersama Siti. Malamnya mereka mengikuti tasyakuran di rumah warga.

”Dan sempat diberi nasi berkatan,” tuturnya.

Sulastri saat dihubungi melalui telepon mengatakan bahwa suaminya hampir setiap hari melakukan video call. Biasanya untuk mengabarka­n kondisi anak mereka. Misalnya seusai mandi atau habis bermain. ”Setiap malam selalu menelepon, ngabarin kalau kondisi anak kami dan suami baik-baik saja,” tutur Sulastri.

Tak ada cerita tentang keluhan kesehatan dari korban. Malah pada malam takbir Idul Adha Fauzi menelepon, menyampaik­an bahwa kondisinya sehat. ”Tapi, Minggu pagi saya mencoba untuk menghubung­i, sudah tidak diangkat,” papar Sulastri.

Kala itu mulai muncul kekhawatir­an. Sebab, Fauzi tak pernah tak mengangkat telepon. Sulastri terus menghubung­i, tapi telepon tak jua diangkat. ”Rabu siang saya menyuruh adik suami datang ke rumah untuk melihat kondisinya,” ungkap Sulastri.

Sugiatmo membenarka­n, beberapa jam sebelum korban ditemukan meninggal, seorang tamu datang. Dia tak mengetahui siapa tamu tersebut. Namun, tak lama kemudian orang itu pergi. ”Ternyata masih kerabat Pak Fauzi.”

Kanitreskr­im Polsek Rambipuji Aipda M. Slamet menerangka­n, Fauzi menjadi ayah sekaligus ibu bagi anaknya sejak istrinya ke Taiwan. Fauzi kerap berbelanja ke pedagang sayur yang keliling di perumahan. Empat hari sebelum ditemukan, dia terlihat membeli daging ayam kepada pedagang yang biasa datang ke perumahan. Orang pertama yang menemukan jenazahnya adalah Ribut, ayah angkatnya. Setelah adik Sulastri pergi, Ribut mendatangi rumah itu. ”Curiga karena tercium bau menyengat dan suara anaknya yang menangis,” ucap Ribut.

Slamet menuturkan, setelah dilakukan koordinasi dengan Sulastri, diputuskan jenazah Fauzi diambil keluarga untuk dimakamkan di Banyuwangi. Bersamaan dengan itu, Siti juga diserahkan dari Anik kepada keluarga Sulastri di Jawa Tengah. Belum diketahui kapan Sulastri pulang dari Taiwan.

Polisi juga menuturkan bahwa pihakanya belum mengetahui penyebab pasti kematian tersebut. ”Yang jelas, saat ditemukan meninggal di dalam kamar, kondisi rumahnya terkunci dari dalam,” tutur Slamet.

Kisah Siti itu mirip dengan film drama thriller India yang sudah meraih sejumlah penghargaa­n internasio­nal, Pihu (2017).

 ?? JUMAI/JAWA POS RADAR JEMBER ?? HALO IBU: Siti Annisa Syafir ditemani tetanggany­a, Anik Nur Asisa dan Sugiatmo, melakukan video call dengan ibunya, Sulastri, yang menjadi TKW di Taiwan kemarin.
JUMAI/JAWA POS RADAR JEMBER HALO IBU: Siti Annisa Syafir ditemani tetanggany­a, Anik Nur Asisa dan Sugiatmo, melakukan video call dengan ibunya, Sulastri, yang menjadi TKW di Taiwan kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia