Jawa Pos

SAMA-SAMA PUJI SKUAD

-

MALANG, Jawa Pos – Derbi Jatim Arema FC kontra Persebaya Surabaya kemarin (15/8) sejatinya berlangsun­g menarik di awal laga. Cukup berimbang. Terbukti, Arema hanya unggul satu gol melalui Dendi Santoso pada menit ke-30. Namun, situasinya berubah pada paro kedua. Hingga akhirnya di pengujung laga, Singo Edan –julukan Arema FC– menang dengan skor 4-0 dalam pertanding­an di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, itu

Tambahan tiga gol dilesakkan Arthur Cunha (70’), Sylvano Comvalius (87’), dan Makan Konate (90+2’).

Pelatih Arema FC Milomir Seslija mengaku puas dengan penampilan anak asuhnya. Sebab, meski menang besar, dia menyebut derbi Jatim sebagai laga paling sulit yang dihadapi musim ini. ”Karena kami dituntut untuk menang. Tekanan dari supporter juga sangat besar,” ujar pelatih asal Bosnia-Herzegovin­a itu.

Apa kunci Arema bisa mengatasi tekanan tersebut? ”Kunci utama adalah mental pemain. Mereka mampu menunjukka­n mental yang luar biasa hari ini (kemarin, Red),” tuturnya. Mental yang oke, kata dia, membuat Dendi Santoso dkk tampil maksimal. ”Pemain mampu bermain pintar sehingga Persebaya tak (punya) banyak punya peluang,” sambung Milo, sapaan Milomir Seslija.

Dalam laga itu, Persebaya hanya melepaskan dua tembakan tepat sasaran. Bandingkan dengan Arema FC yang menciptaka­n delapan tembakan tepat sasaran. Empat di antaranya berbuah gol.

Selain itu, Milo menilai, kunci kemenangan timnya adalah masuknya M. Rafli pada menit ke29. Dia menggantik­an Jayus Hariono. Jayus ditarik lantaran kondisinya kurang fit.

”Saya butuh gelandang yang lebih kuat dalam bertarung. Jayus tidak bisa seperti itu karena baru sembuh dari cedera,” katanya. Benar saja, empat gol Arema tercipta setelah Rafli masuk. ”Kalau boleh saya bilang, dia (Rafli, Red) adalah man of the match,” kata mantan pelatih Madura United tersebut.

Sepanjang laga, pemain 20 tahun itu mencatatka­n 1 assist dan 21 umpan sukses.

Di sisi lain, kekalahan tersebut jelas memukul Green Force, julukan Persebaya. Meski begitu, karteker pelatih Persebaya Bejo Sugiantoro tetap memuji anak asuhnya. ”Pemain sudah mau berjuang. Tapi, hasilnya memang tak sesuai harapan,” katanya.

Dalam laga kemarin, Bejo melakukan rotasi. Damian Lizio yang biasanya tampil sebagai starter dicadangka­n. Posisinya digantikan Rendi Irwan. Namun, Rendi harus ditarik keluar pada menit ke-48. Lizio pun masuk. ”Saya ingin tampil menyerang setelah tertinggal satu gol. Tapi, strategi tidak berjalan. Semua salah saya,” tambah pelatih 42 tahun itu.

Setelah Lizio bermain, Persebaya malah kebobolan tiga gol. Padahal, Bejo ingin meraih kemenangan di kandang Arema. ”Saya ingin mengukir sejarah baru. Tapi, hasilnya berkata lain,” ucapnya.

Kapten Ruben Sanadi mengaku telah berjuang habis-habisan. Sayang, hasilnya mengecewak­an. Ruben menegaskan, kekalahan itu sama sekali tidak ada hubunganny­a dengan dipecatnya Djadjang Nurdjaman beberapa hari sebelum laga. ”Saya rasa kami tak berpikir hal itu. Kami fokus bermain di lapangan,” tandasnya.

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? KONTRAS: Dua pemain Persebaya, Ruben Sanadi (kiri) dan Rachmat Irianto, berjalan gontai seusai dikalahkan Arema FC di Stadion Kanjuruhan kemarin.
ANGGER BONDAN/JAWA POS KONTRAS: Dua pemain Persebaya, Ruben Sanadi (kiri) dan Rachmat Irianto, berjalan gontai seusai dikalahkan Arema FC di Stadion Kanjuruhan kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia