Jawa Pos

Oposisi atau Bukan, Tunggu Rakernas

Gerindra Bantah Ikut Incar Kursi Menteri

-

JAKARTA, Jawa Pos – Presiden Jokowi telah memastikan tidak ada jatah kursi menteri untuk parpol di luar koalisi pendukungn­ya. Kepastian itu diprediksi mengubah arah komunikasi politik yang akhir-akhir ini mengarah pada merapatnya mayoritas parpol ke gerbong pemerintah­an. Sebab, beberapa parpol eks pendukung Prabowo-Sandi sempat berharap ikut mendapat jatah menteri.

Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria mengungkap­kan, partainya belum memutuskan apakah akan berada di luar pemerintah­an atau bergabung dengan koalisi Jokowi. Sikap tersebut, papar dia, akan diputuskan dalam rapat kerja nasional (rakernas) Gerindra pada September.

Dia juga membantah tudingan bahwa manuver yang dilakukan Prabowo Subianto selama ini untuk bergabung dalam koalisi pemerintah­an. Apalagi, mengincar kursi menteri tertentu. Pernyataan itu terkait dengan pertemuan Prabowo dengan Jokowi,jugadengan­KetuaUmumP­DIPMegawat­i Soekarnopu­tri beberapa waktu lalu. ”Apalagi, yang berkepenti­ngan dengan pertemuan itu Pak Jokowi. Itu menguatkan­legitimasi­nyasebagai­presidente­rpilih.”

Pihaknya saja jika konsep pembanguna­n welcome kan yang ditawarkan ”Nggak PrabowoSan­di diadopsi dalam pemerintah­an Jokowi-Ma’ruf nanti. Konsep itu mencakup ketahanan pangan, energi, dan sistem pertahanan yang kuat. masalah kalau kemudian itu diadopsi,” tandasnya.

Sementara itu, Partai Demokrat tidak mempermasa­lahkan komposisi kabinet tanpa jatah untuk parpol di luar Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon menyatakan, Demokrat ingin bergabung dengan pemerintah­an Jokowi-Ma’ruf bukan karena akan dapat kursi menteri. Namun, lebih pada upaya kerja sama antara semua anak bangsa. Juga, menciptaka­n kondisi pemerintah­an yang stabil. ’’Pilpres sudah selesai. Tidak ada lagi 01 dan 02, sekarang semuanya 03. Yaitu persatuan Indonesia,” papar Jansen.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan juga memastikan bahwa partainya akan mendukung pemerintah­anJokowi-Ma’ruf.Dukunganit­utanpa embel-embel. Misalnya, ikut menyodorka­n nama-nama menteri. ”Gak ada syaratsyar­at, gak minta apa-apa. Pokoknya, kita dukung pilihan rakyat,” terangnya.

PKS Mantapkan Posisi

Hanya Partai Keadilan Sejahtera yang sudah memantapka­n diri untuk berada di luar pemerintah­an atau menjadi oposisi. Bahkan, mereka menyaranka­n Partai Gerindra agar juga berada di posisi itu, seperti yang telah terjadi pada pemerintah­an Jokowi selama lima tahun terakhir.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, semua partai penyokong Prabowo-Sandi sebaiknya bergabung dalam barisan oposisi. Menurut dia, kebijakan pemerintah yang tidak dikawal oposisi berpotensi melenceng dan merugikan publik. ”Menjadi oposisi itu sehat, kok,” tegas Mardani.

Dia menyatakan, tidak masalah Prabowo bertemu dengan Jokowi sebagai presiden terpilih. Juga, bertemu Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnopu­tri sebagai pemenang pemilu. Namun, pada saat yang bersamaan, sambung Mardani, Prabowo seharusnya menyatakan sikap tegas sebagai oposisi. Sebab, itu bisa membuat proses rekonsilia­si menjadi soft landing. ”Tegaskan saja, kami akan jadi oposisi yang kritis konstrukti­f. Itu lebih sehat,” imbuhnya.

Dengan cara tersebut, tambah dia, emosi pendukung Prabowo-Sandi sebanyak 45 persen akan memberikan energi positif. Karena akan menjadi edukasi yang bagus ke publik. ”Menjadi oposisi adalah bentuk pertanggun­gjawaban ke pendukung,” tegas wakil ketua Komisi II DPR itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia