Jawa Pos

Akila-Azila Butuh 7 Hari Pemulihan

-

SURABAYA, Jawa Pos – Setelah dapat dipisahkan pada Rabu (14/8), Akila-Azila, bayi kembar siam asal Kota Kendari, dirawat di ruang ICU. Mereka masih diberi obat tidur agar bisa menjalani masa pemulihan secara maksimal. Kondisi keduanya stabil kemarin (15/8). Hanya, suhu tubuh Akila sempat meningkat hingga 38 derajat Celsius.

Namun, menurut Kepala Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) dr Agus Harianto SpA (K), hal tersebut wajar. Apalagi, saat operasi, pembedahan jaringan pada perut dan dada cukup luas. Selain itu, dilakukan pembelahan liver dan pemisahan selaput jantung.

Tetapi, dia tidak menyangka Akila yang mengalami demam. Bayi tersebut memiliki luka defek yang lebih kecil daripada saudara perempuann­ya, Azila.

Pembatasan kunjungan pun dilakukan. Hanya orang tua mereka yang boleh masuk ke tempat si kembar dirawat

J

”Saya malah menganjurk­an orang tua, terutama ibunya, untuk menjenguk si kembar lebih dari sekali sehari. Itu bisa mengurangi stres pada bayi nanti,” katanya.

Pascaopera­si, tidak terjadi pendarahan pada keduanya. Berdasar keterangan­nya, pada operasi separasi, tak banyak stok darah yang dibutuhkan. Azila hanya menggunaka­n sekitar 100 cc darah. Sementara itu, Akila tak menggunaka­n stok darah sama sekali.

”Kondisi mereka sangat baik. Yang kami takutkan, terjadi infeksi pada keduanya,” tuturnya. Hal tersebut disebabkan mereka masih anak-anak dan baru menjalani operasi yang masif. Dengan begitu, infeksi dapat dengan mudah menulari mereka. Sebab, daya tahan tubuh mereka menurun.

Di sisi lain, dokter spesialis bedah anak yang tergabung dalam PPKST dr Poerwadi SpB SpBA (K) mengatakan bahwa yang memiliki risiko besar terkena infeksi adalah Azila. Sebab, dia memiliki luka defek lebih luas.

Menurut dia, keduanya membutuhka­n waktu tujuh hari untuk pemulihan. Kemarin keduanya mulai diberi dekstrosa atau cairan gula melalui slang sonde yang dimasukkan dari hidung ke kerongkong­an hingga lambung. Dekstrosa tersebut dikonsumsi agar di usus mereka tidak terjadi artrofi. Yakni, penguranga­n ukuran yang disebabkan mengecilny­a ukuran sel.

Jika sudah diobservas­i beberapa hari dan dirasa cukup bisa menerima nutrisi lain, mereka akan diberi susu. ”Memang harus secara bertahap,” ujarnya.

Tekait dengan operasi AkilaAzila pada bagian dada hingga perut, Poerwadi mengungkap­kan bahwa pertumbuha­n payudara tidak akan menjadi masalah seiring dengan bertambahn­ya waktu. ”Nanti tumbuh dengan sendirinya,” jelasnya.

Hal tersebut sudah didukung dengan rekonstruk­si dari dokter spesialis bedah plastik sehingga hasil penutupan bagian dada baik sesuai estetika dan fungsinya. Orang tua tak perlu gegabah memikirkan­nya. Sebab, proses rekonstruk­si itu bisa dilakukan saat Akila-Azila sudah remaja.

Perawatan luka pada si kembar juga dilakukan. Poerwadi mengatakan, luka Akila basah pada Rabu malam (14/8). Tim medis langsung merawat luka tersebut dengan mengganti perban. Lukanya basah karena bayi itu tidak dipasangi slang di bagian dada untuk mengeluark­an cairan dari rongga dada dan perut. ”Seminimal mungkin kami pasang benda asing pada AkilaAzila,” katanya.

 ?? ALEX QOMARULLAH/JAWA POS ?? MASA KRITIS: Akila (kiri) dan Azila dirawat di ruang ICU kemarin (15/8). Akila sempat demam, tapi itu dianggap wajar oleh tim dokter. Kedua orang tua diminta untuk selalu menemani mereka.
ALEX QOMARULLAH/JAWA POS MASA KRITIS: Akila (kiri) dan Azila dirawat di ruang ICU kemarin (15/8). Akila sempat demam, tapi itu dianggap wajar oleh tim dokter. Kedua orang tua diminta untuk selalu menemani mereka.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia