Vandalisme, Sudah Dibersihkan, Dicoreti Lagi
SURABAYA, Jawa Pos – Tempat penyimpanan panel listrik yang terletak di median jalan di kawasan depan Lenmarc Mall hingga Ruko Office Park semakin penuh dengan coretan-coretan vandalisme. Area di bagian tengah jalan sebagai pembatas lajur kanan dan kiri kendaraan itu semestinya berfungsi sebagai taman kota. Menghiasai daerah di sekitarnya. Namun, nyatanya area itu malah dicoreti dengan pilox aneka warna.
Coretan-coretan grafiti tersebut didominasi bentuk huruf Latin, Arab, hingga gambar-gambar abstrak berbagai ukuran. Semua coretan itu memenuhi dinding ruang panel listrik yang berdampingan dengan videotron megah dan juga rumputrumput segar di kawasan tersebut.
Kukuk Soeharno, Marcomm Manager Lenmarc Mall mengungkapkan, pihak Bukit Darmo selalu melakukan pembersihan grafiti itu. Setahun bisa dua kali. ”Mau nggak mau harus kami cleanup biar kelihatan bersih, nggak jorok. Kami yang ngalahi. Setiap tahun selalu begitu. Dibersihkan, dikotori lagi. Sampai pintunya juga ikut digambarin kan nyebelin ya. Ngecat juga butuh tenaga dan biaya,” terangnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, awal tahun lalu tembok sudah dicat ulang. Rencananya, pembersihan kembali dilakukan pada akhir tahun ini. Mengingat coretan semakin hari semakin penuh.
Menurut dia, itu merupakan pelampiasan seni yang tidak pada tempatnya. Karena mengganggu pemandangan sekitar yang sudah rapi dan bersih. Terlebih kawasan itu sudah menjadi jalanan umum dan berada di kawasan mal, pertokoan, serta perkantoran.
Kukuk juga menduga bahwa hal itu dilakukan sekelompok orang pada dini hari yang sepi. ”Mungkin tangannya gatal nggak bisa lihat tembok bersih,” ujarnya.
Irvan Widyanto, Kasatpol PP, menuturkan sanksi atau hukuman bagi pelaku vandalisme diatur dalam Perda Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum. ”Ada sanksinya sampai kurungan tiga bulan,” ujarnya.
Dia mengingatkan masyarakat untuk tidak menggantungkan sepenuhnya pengamanan pada satpol PP saja.
SURABAYA, Jawa Pos – Hampir seluruh kecamatan di Surabaya Barat sudah memiliki pos pemadam kebakaran (PMK). Namun, tidak dengan Sambikerep dan Sukomununggal. Padahal, keberadaan pos tersebut sangat dibutuhkan dalam menangani kebakaran.
Di Sukomanunggal yang padat penduduk itu, mereka hanya mengandalkan pos PMK dari wilayah terdekat atau sesuai lokasi tempat kejadian perkara (TKP). ”Kalau simulasi kemarin, yang datang dari pos PMK Margomulyo,” ucap Camat Sukomanunggal La Koli kemarin sore (15/8).
Dia mengatakan, keberadaan pos PMK memang sangat penting. Apalagi PMK ditargetkan bisa cepat sampai di lokasi. Hanya, PMK mungkin membutuhkan kajian untuk pembangunan baru. Di Sukomanunggal keberadaan tanah aset atau bekas tanah kas desa (BTKD) terbatas. Kalau nanti ada di sini, sambung La Koli, pos PMK mungkin digabung di area kecamatan. Sebab, kini sudah tidak ada keberadaan PKL di depan kecamatan. ”Kalau ada rencana dan ingin membuat pos PMK di area kecamatan, ya monggo,” jelasnya.
Kepala Bidang Operasional Dinas Pemadam Kebakaran Bambang Vistadi membenarkan bahwa Sambikerep dan Sukomununggal belum memiliki pos PMK. Namun, untuk di Sambikerep, akan ada pembangunan fisik tahun depan. ”Mungkin saat ini masuk tahap perencanaan dari cipta karya,” ujarnya kemarin.
Sementara itu, imbuh dia, belum ada rencana pembangunan pos PMK di Sukomanunggal. Saat ini pihaknya masih mengkaji rencana lokasi pos PMK. Dia tak ingin ada penolakan warga untuk pembangunan pos PMK tersebut. Itu pernah terjadi dua tahun lalu. Kala itu pihaknya mengusulkan pos PMK dibangun di sekitar area kecamatan. Namun, lokasi tersebut masih dipakai tempat PKL. Rencana itu pun ditolak warga. Padahal, pihaknya sudah mengusulkan ke dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman cipta karya dan tata ruang (DPRKP CKTR).
Menurut Bambang, mencari lahan di Sukomanunggal untuk pembangunan pos PMK memang agak susah. Selain lahan tanah aset yang terbatas, lokasi yang dipakai harus memiliki lebar yang cukup luas. Nah, jika area kecamatan yang diusulkan camat itu memenuhi luasan yang sudah ditentukan, bisa langsung dikoordinasikan dengan PMK biar segera melakukan survei lokasi.
Selama ini saat terjadi kebakaran di Sukomanunggal, mobil PMK yang datang akan menyesuaikan dari lokasi kebakaran. Jika dekat Tandes, petugas dari sana yang datang duluan. Bambang mengatakan, hal tersebut tentu sangat tidak efektif. ”Harusnya memang setiap wilayah ada pos PMK-nya,” terangnya.