Jawa Pos

Pecahkan Rekor, 150 Tahanan Medaeng Menari Kolosal

- Tawarkan Tembaga Hasil Lelang

SURABAYA, Jawa Pos –Sebanyak 150 warga binaan Rutan Kelas I-A Surabaya di Medaeng berpartisi­pasi dalam pemecahan rekor Muri dengan menari tari remo kolosal bertema Indonesia Bekerja kemarin (15/8). Tarian itu dilakukan serentak di seluruh Indonesia dalam rangka memperinga­ti HUT Ke-74 RI.

Para tahanan yang terlibat dalam pemecahan rekor Muri tersebut mengenakan kaus putih dan membawa bendera. Tarian itu diiringi lagu ciptaan Direktur Jenderal Pemasyarak­atan Kementeria­n Hukum dan HAM Sri Puguh Budi Utami. ’’Tahanan memang sengaja dilibatkan dalam kegiatan ini,’’ kata Kepala Rutan Kelas I Surabaya Teguh Pamuji.

Warga binaan yang ikut dalam pemecahan rekor itu berasal dari dua rutan. Sebanyak 100 tahanan berasal dari Rutan Kelas I-A Surabaya dan 50 tahanan lainnya merupakan warga binaan Rutan Perempuan Kelas II-A Surabaya.

SURABAYA, Jawa Pos – Stefanus Abraham Anthony (SAA) dan Heri Irawan (HI) gelap mata. Keduanya ingin meraup untung dengan cara gampang. Mereka mencatut nama sejumlah petinggi Polda Jatim untuk menipu pengusaha. Satu korban tertipu dan menyerahka­n duit Rp 47 juta.

Petinggi Polda Jatim yang namanya dicatut, antara lain, Dirreskrim­sus Kombespol Ahmad Yusep Gunawan, Wadirreskr­imsus AKBP Arman Asmara Syarifuddi­n, dan Kompol Stefanus, polisi yang bertugas di Direktorat Reskrimsus Polda Jatim. Nama mereka dipakai untuk mengelabui korban.

Kanit III Subdit V Cyber Crime Ditreskrim­sus Polda Jatim AKP Harianto Rantesalu mengatakan, modus yang dilakukan dua pelaku itu adalah mengirimka­n pesan melalui WhatsApp kepada tiga korban. Isinya, menawarkan tembaga hasil lelang. Satu kilogramny­a dihargai Rp 50 ribu. Pelaku menyebut total tembaga yang ada sebanyak 5,7 ton. ”Korban diminta untuk membayar uang muka dulu,” tambahnya.

Namun, dua di antara tiga orang tersebut gagal tertipu. Mereka tidak percaya dengan telepon yang mengatasna­makan petinggi kepolisian itu. ”Negosiasin­ya alot. Makanya tak jadi,” ujar dia saat merilis dua pelaku tersebut di Mapolda Jatim kemarin (15/8).

Sedangkan satu korban yang tertipu bernama Rianto. Pengusaha asal Gresik itu mau membeli tembaga. Sebagai uang muka, korban menyerahka­n uang Rp 47 juta. Uang tersebut ditransfer dua kali. Yakni, Rp 25 juta dan Rp 22 juta.

Setelah korban mentransfe­r uang, SIM card yang digunakan untuk menghubung­i korban tidak lagi dipakai. Tujuannya, keberadaan mereka tidak bisa dilacak. Namun, saat penangkapa­n, polisi masih berhasil menemukan 12 SIM card yang pernah dipakai pelaku.

Harianto menduga korban bukan hanya itu. Dimungkink­an, banyak korban lain yang belum terungkap. Saat ini polisi masih mengembang­kan pengusutan kasus tersebut.

Dari pemeriksaa­n terungkap bahwa nama petinggi polda itu dicatut agar korban gampang percaya dan takut. Kelompok Stefanus dan Heri, lanjut Harianto, merupakan jaringan penipuan online. ”Kami masih cari pelaku yang lain. Karena seperti ini pasti berjejarin­g,” terang polisi dengan tiga balok di pundak itu.

Para korban berada di sejumlah daerah.SelainJawa­Timur,adayang diJogjakar­tadanPapua.Hanya,dua korban gagal ditipu karena merasa tidak pernah mempunyai urusan dengan perwira polisi tersebut.

Pelaku mendapatka­n nomor korban dari internet. Mereka memanfaatk­an mesin pencari untuk mengetahui lokasi tempat usaha dan mendapatka­n nomor kontaknya. Dari sanalah, mereka akhirnya memperoleh nomor pengusaha.

Sementara itu, Stefanus dan Heri mengaku hanya meyakinkan korban dalam hitungan jam.

 ?? HARIYANTO TENG/JAWA POS ?? NYALI DOBEL: Tersangka Stefanus Abraham Anthony (kiri) dan Heri Irawan di Mapolda Jatim kemarin.
HARIYANTO TENG/JAWA POS NYALI DOBEL: Tersangka Stefanus Abraham Anthony (kiri) dan Heri Irawan di Mapolda Jatim kemarin.
 ?? HARIYANTO TENG/JAWA POS ?? SEMARAK: Tahanan Rutan Perempuan menari remo kemarin.
HARIYANTO TENG/JAWA POS SEMARAK: Tahanan Rutan Perempuan menari remo kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia