Jawa Pos

Persaingan Terbuka di 3 Sektor

Indonesia Optimistis Raih Satu Gelar

-

Ini adalah penyelengg­araan kejuaraan dunia ke-25. Kejuaraan dunia kali pertama digelar pada 1977 di Malmo, Swedia. Dulu turnamen ini diselengga­rakan dua tahun sekali. Ia menjadi turnamen tahunan sejak 2005. Tiongkok menjadi timnas paling sukses sejak terjun di kejuaraan dunia pada 1983. Hingga kini, mereka telah mengumpulk­an 167 medali. Perinciann­ya, 61 emas, 42 perak, dan 64 perunggu. Indonesia tiga menjadi juara umum. Yakni ketika menjadi tuan rumah edisi 1980. Kita memborong empat gelar tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda campuran. Juga pada 1993 (3 gelar), dan 1995 (2 gelar). Lin Dan merupakan pemain tersukses dengan menjadi juara dunia sebanyak lima kali di satu kategori. Yakni, pada 2006, 2007, 2009, 2011, dan 2013. Dari Indonesia, pemain tersukses adalah Liliyana Natsir. Dia merebut empat emas bersama dua partner berbeda. Yakni, Nova Widianto (2005 dan 2007) dan Tontowi Ahmad (2013 dan 2017). Masih ditambah satu perak dan dua perunggu. Indonesia menjadi pemegang gelar ganda putra terbanyak, yakni 9 gelar. Yang terakhir juara adalah M. Ahsan/Hendra Setiawan pada 2015. Total, Indonesia mengumpulk­an 22 emas dari kejuaraan dunia. Ganda putri jadi satu-satunya sektor yang belum pernah meraih emas di ajang ini. Ratchanok Intanon adalah pemain termuda yang pernah memenangka­n gelar juara dunia. Pada Kejuaraan Dunia 2013, dia masih berusia 18 tahun ketika mengalahka­n Li Xuerui (Tiongkok) di final. Selama ini hanya ada dua negara non-Eropa dan non-Asia yang naik podium di kejuaraan dunia. Yaitu, ganda putra Tony Gunawan/Howard Bach (AS) yang meraih emas pada 2005. Juga ada ganda campuran Daniel Shirley/Sara Runesten-Petersen (Selandia Baru), peraih perunggu edisi yang sama.

BASEL, Jawa Pos – Kejuaraan Dunia 2019 dimulai besok (19/8). Pada hari perdana, tiga tunggal putra Indonesia sudah bermain di babak pertama. Yakni, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Tommy Sugiarto. Juga ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan ganda putri Yulfira Barkah/ Jauza Fadhila Sugiarto (siaran langsung TVRI dan TVRI HD mulai pukul 13.30 WIB).

Tahun ini perebutan gelar sangat menarik. Persaingan antar pemain cukup terbuka. Terutama di tiga sektor. Yakni, tunggal putra, ganda putra, dan tunggal putri. Ganda campuran anggap saja milik Zheng Siwei/ Huang Yaqiong yang superkonsi­sten. Atau Wang Yilyu/Huang Dongping. Sedangkan ganda putri menjadi milik satu di antara tiga pasangan Jepang.

Di tunggal putra, Kento Momota boleh jadi pemain terbaik dunia saat ini. Tapi, juara edisi 2018 itu bukannya tidak bisa dikalahkan. Musim ini dia beberapa kali tergelinci­r sebelum mencapai partai puncak turnamen. Misalnya, di Malaysia Masters, Malaysia Open, dan Indonesia Open. Dia bisa kalah oleh Jonatan Christie, Shi Yuqi, dan kompatriot­nya, Kenta Nishimoto.

Sektor itu cukup ramai penantang. Mulai Chou Tien-chen yang baru saja menembus peringkat kedua dunia, juga Jonatan yang baru dua pekan menduduki peringkat keempat. Lalu, masih ada sejumlah kuda hitam. Dari yang klasik semacam Chen Long sampai yang baru merekah seperti Anders Antonsen.

Momota sangat menyadari hal itu. Dia sangat serius mempersiap­kan diri. Pemain 24 tahun itu sampai mundur dari Thailand Open dua pekan lalu. ’’Fisik saya tidak bisa digeber setelah dari Indonesia Open dan Japan Open. Saya membutuhka­n istirahat lebih lama,’’ ujar Momota saat itu. Itu bisa dimaklumi. Sebab, hampir semua pemain tunggal putra rehat. Termasuk Jojo, Ginting, dan Antonsen.

Di ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo juga punya kans paling kuat memenangka­n gelar. Grafik penampilan pasangan nomor satu dunia tersebut sedang bagus. Setelah hancur lebur di All England Maret lalu, mereka kembali melesat. Puncaknya adalah gelar Indonesia Open dan Japan Open dalam dua pekan beruntun.

Publik, baik badminton lovers

Indonesia maupun Tiongkok, percaya bahwa ini adalah momentum terbaik Minions –sebutan Marcus/Kevin– merebut gelar juara dunia. Predikat yang belum pernah mereka capai, meski sejak 2017 sudah menjadi pasangan nomor satu. Tahun lalu mereka hanya sampai perempat final lantaran fokus utamanya adalah Asian Games 2018.

Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi optimistis anak buahnya mampu juara. Meskipun, dia kecewa hasil drawing

tidak memungkink­an terjadinya all Indonesian final. ’’Saya selalu optimistis karena kemarin di dua kejuaraan besar kami bisa meraih gelar,’’ jelas Herry. ’’Kans Minions juara sangat besar. Hanya mereka harus kontrol emosinya,’’ lanjut dia.

Di tunggal putri, persaingan­nya tak kalah luas. Performa Tai Tzu-ying (Taiwan) belakangan menurun. Di dua turnamen terakhir, Tai gagal menembus final. Padahal, dia juga penasaran dengan gelar juara dunia.

Namun, dengan makin kuatnya Akane Yamaguchi yang baru mengudetan­ya dari takhta nomor satu dunia, kans Tai makin kecil. Belum lagi Chen Yufei (Tiongkok) yang juga penasaran. Sudah delapan tahun Tiongkok tidak meraih gelar dari tunggal putri.

”Medali kejuaraan dunia adalah mimpi besarku. Aku sedang dalam performa terbaik.”

Denmark

”Saya harus fokus di setiap pertanding­an karena hasil akhir tidak ada yang tahu.”

 ?? PP PBSI FOR JAWA POS ?? ADAPTASI: Skuad ganda campuran Indonesia Praveen Jordan (kiri) dan Melati Daeva Oktavianti sparing dalam sesi latihan resmi di St Jakobshall­e, Basel, Swiss, kemarin.
PP PBSI FOR JAWA POS ADAPTASI: Skuad ganda campuran Indonesia Praveen Jordan (kiri) dan Melati Daeva Oktavianti sparing dalam sesi latihan resmi di St Jakobshall­e, Basel, Swiss, kemarin.
 ??  ?? ANDERS ANTONSEN,
ANDERS ANTONSEN,
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia