Transformasi agar Tak Terkesan Tua
SURABAYA, Jawa Pos – Menggaet hati milenial memerlukan trik tersendiri. Termasuk dalam pelayanan kesehatan. Milenial cenderung pilih-pilih layanan yang nyaman dan tidak menakutkan. Begitu pula pemilihan tempat berobat. ’’Apalagi rumah sakit (RS) yang memiliki bangunan tua. Memang harus bertransformasi,” kata Direktur Rumah Sakit Darmo Surabaya dr Imam Soewono SpPD saat peresmian paviliun VIII RS Darmo kemarin (17/8).
Berdasar data RS Darmo, kunjungan pasien didominasi warga yang berusia lebih dari 40 tahun. Kecenderungan itu belum berubah dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Imam, salah satu penyebabnya, RS Darmo terlihat tua. ’ Dilihatnya sudah menakutkan bagi milenial,” ucapnya.
Pihak rumah sakit pun mencari cara untuk menggaet kaum milenial. Terutama untuk layanan rawat jalan.
Direktur Rumah Sakit Yakni, mengubah desain
Darmo Surabaya interior kamar dan fasilitas. ’’Dulu, kamar mandi kelas II dan III masih di luar. Sekarang banyak yang sudah di dalam kamar,” tuturnya.
Imam menambahkan, setiap hari bed occupation rate (BOR) di RS Darmo mencapai 80 persen. Dari total 170 bed, yang terisi 135 tempat tidur. ’’Jumlah ini sudah mumpuni karena lebih dari separo. Namun, harus ditingkatkan dari segi jenis pasiennya,’’ ujarnya.
Menurut Imam, RS Darmo didominasi penderita yang ditangani dokter urologi. Sebab, bidang tersebut menjadi salah satu unggulan rumah sakit itu. ”Kami ingin meningkatkan jumlah pasien dari lainnya. Misalnya, pasien kandungan yang memang sedikit jumlahnya,’’ katanya.
Ketua Yayasan RS Darmo dr Pranawa SpPD KGH membenarkan hal tersebut. Menurut dia, milenial saat ini memberikan banyak inspirasi bagi perkembangan layanan kesehatan. ’’Akhirnya, kami terpacu untuk terus berkembang,” paparnya.
Apalagi rumah sakit (RS) yang memiliki bangunan tua. Memang harus bertransformasi.”