Kebiasaan Melanggar Picu Kecelakaan
SIDOARJO, Jawa Pos – Kesalahan pengendara (human error) masih mendominasi penyebab kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di wilayah hukum Polresta Sidoarjo. Unit Laka Lantas Polresta Sidoarjo mencatat terjadi 36 kejadian pada pekan kedua, 11–17 Agustus. ”Jumlahnya stagnan, sama dengan pekan sebelumnya,” kata Kasatlantas Polresta Sidoarjo Kompol Fahrian Saleh Siregar kemarin (17/8).
Dalam puluhan peristiwa itu, empat korban meninggal (lihat grafis). Yang menjadi perhatiannya adalah faktor penyebab laka lantas. Hampir semuanya disebabkan kelalaian pengendara. ”Fenomenanya belum berubah,” katanya.
Fahrian memaparkan, penyebab kecelakaan terbanyak pekan ini ialah berkendara melawan arus. Jumlahnya delapan kejadian. Disusul dengan cara belok atau balik arah dan kurang menjaga jarak aman. ”Itu bisa dihindari semua kalau tertib,” jelasnya.
Menurut dia, masyarakat masih menaruh harapan besar kepada polisi. Buktinya, tidak sedikit yang hanya mau tertib ketika melihat petugas di jalan. ”Jika tidak ada polisi, tetap melanggar,” keluhnya.
Contohnya, insiden di Jalan Raya Buduran sekitar pukul 10.30 kemarin. Gara-gara melawan arus, motor yang ditunggangi pelajar menjadi pemicu kecelakaan. ”Melanggar masih menjadi kebiasaan bagi sebagian orang,” tutur Kanitlaka Lantas Polresta Sidoarjo AKP Sugeng Sulistiyono.
Honda Beat nopol W 5590 Q yang dikendarai Rian, 16, melaju dari Surabaya. Warga Desa Tebel, Gedangan, itu memacu kendaraannya di sisi barat jalan. Artinya, dia melawan arus. Siswa kelas XI tersebut mengaku mau belanja ke minimarket.
Nah, keputusan itu kemudian berbuah masalah. Motornya pun tertabrak Honda Supra nopol W 6217 PC yang dikemudikan Rochman Hadi, 52. Dua motor tersebut, kata Sugeng, akhirnya terjungkal. Beruntung, dua pengemudinya tidak terluka parah.