Spirit Sambut Bali United
MAGELANG, Jawa Pos – Persebaya Surabaya langsung merangsek ke posisi empat besar klasemen sementara Liga 1 2019. Posisi itu diraih seiring pesta gol saat Green Force –julukan Persebaya– melawat ke Stadion H Moch. Soebroto, Magelang, kemarin sore.
Bertindak sebagai tim tamu, Ruben Sanadi dkk berhasil menghajar Mahesa Jenar –julukan PSIS Semarang– empat gol tanpa balas. Rekrutan anyar Diogo Campos benar-benar merajalela pada laga kemarin. Tak hanya menjadi kreator lahirnya gol Otavio Dutra (29’) dan David da Silva (45’), eks pemain Kalteng Putra itu juga mencatatkan namanya di papan skor melalui tendangan bebas (49’). Satu gol Persebaya lainnya dicetak Osvaldo Haay.
Hebatnya, kemenangan besar tersebut diraih saat Persebaya belum didampingi pelatih kepala Alfred Riedl. Sang asisten Wolfgang Pikal juga masih terkendala dokumen pengesahan. Praktis, instruksi dari pinggir lapangan masih dipercayakan kepada Bejo Sugiantoro. Namun, untuk laga berikutnya menjamu Bali United (24/9), Bejo optimistis Pikal sudah bisa mendampingi. Kemenangan telak dan kehadiran Pikal di sisi lapangan diyakini bisa mendongkrak spirit saat menjamu Bali United.
’’Hasil menang maupun seri, tetap kami ada evaluasi,’’ kata Bejo. ’’Kami tetap respek kepada PSIS. Untuk lawan Bali United, ada asisten pelatih Wolfgang Pikal yang lebih berpengalaman. Sebagai pelatih muda, saya masih banyak belajar,’’ jelas mantan kapten Persebaya tersebut.
Bejo pun memberikan apresiasi buat Ruben Sanadi dkk. ’’Saya respek dengan semua pemain karena bisa kerja keras dan maksimal,’’ ujarnya. ’’Apa yang diinginkan staf pelatih bisa ditampilkan di lapangan dengan baik,’’ lanjut ayah kandung bek Persebaya Rachmat Irianto itu.
Sebaliknya, kubu PSIS sangat kecewa dengam kekalahan kemarin. Apalagi, mereka kalah telak pada laga kandang pertama setelah menjalani tur lima laga tandang beruntun. Padahal, PSIS cukup garang di kandang lawan.
Dari lima laga away, mereka sukses memetik lima poin. Itu hasil menang 1-0 di kandang PSM Makassar serta imbang di kandang Bhayangkara FC dan Arema FC. Anehnya, saat kembali ke kandang, mereka malah loyo. ’’Kami kalah segalanya. Persebaya mendominasi dan lebih cepat,’’ keluh Bambang Nurdiansyah, pelatih PSIS. ’’Saya juga tidak tahu kenapa mereka seperti ini. Padahal, di laga tandang, mereka bagus,’’ kata pelatih yang akrab disapa Banur itu. ’’Ini jadi tugassayakedepanuntukmencari tahuapamasalahmereka.Adaapa sama mereka,’ imbuhnya.
Apakah pemain PSIS terpengaruh dengan insiden masuknya suporter pada menit ke-65? Sebab, masuknya suporter membuat laga sempat terhenti selama 24 menit. ’’Mereka pemain profesional. Seharusnya kejadian seperti itu tidak memengaruhi mental pemain ya. Ini Liga 1, bukan U-16,’’ ucapnya.