Jawa Pos

Setujui 10.919 Proyek Usulan Warga

Pemkot Butuh Anggaran Setengah Triliun Rupiah

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pemkot telah memverifik­asi 14 ribu lebih usulan musyawarah rencana pembanguna­n (musrenbang) skala kelurahan dan kota untuk realisasi 2020. Jumlah itu meningkat drastis jika dibandingk­an dengan tahun sebelumnya yang hanya 10 ribu usulan.

Dari hasil verifikasi, 10.919 proposal dinyatakan lolos. Setelah dihitung-hitung, pemkot harus menyediaka­n anggaran Rp 504 miliar untuk merealisas­ikan proyek usulan warga tersebut. Angka itu cukup besar. Nyaris separo dari anggaran pendidikan Surabaya

JPengajuan proposal skala kelurahan: Pengajuan proposal skala kota:

JENIS USULAN

Pekerjaan fisik:

Saluran, paving, taman, PJU, dan lapangan olahraga. Pemberdaya­an masyarakat:

Bibit ikan, hidroponik, alat peraga belajar, dan pelatihan kerja.

Nilainya melonjak drastis karena ada instruksi dari pemerintah pusat agarpemdam­enyediakan 5 persen anggaran belanjanya untuk pembanguna­n yang diusulkan masyarakat.

Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti memiliki detail anggaran musrenbang itu. Sayangnya, data tersebut tak bisa diakses warga. Terutama yang mengusulka­n. Karena itu, Reni berharap pemkot menyediaka­n portal khusus mengenai informasi musrenbang. ’’Paling tidak, warga sudah tahu nanti kampung mana yang dibangun lebih dulu biar mereka punya persiapan,” kata politikus PKS itu.

Reni juga melakukan sidak ke proyek musrenbang berupa saluran drainase di Jalan Dukuh Pakis IV. Warga heran karena sebenarnya proyek tersebut baru saja diusulkan. Proyek serupa yang diusulkan tahun lalu dan lebih mendesak di Jalan Dukuh Pakis Raya malah belum dikerjakan.

Warga semakin dirugikan karena kontraktor mengerjaka­n secara serampanga­n. Dua pagar warga jebol. Paving gang juga bergelomba­ng karena sering dilewati alat berat. Jika ada kanal khusus mengenai musrenbang, Reni yakin kejadian itu tak akan terulang di ribuan pengajuan lain.

Selain itu, dia meminta pemkot mempersiap­kan para lurah dan tenaga pendukungn­ya. Mencairkan anggaran setengah triliun rupiah bukan perkara mudah. Apalagi, lurah-lurah belum pernah menjadi kuasa pengguna anggaran. Sebab, selama ini tugas mereka lebih banyak ke pelayanan administra­si warga. Urusan musrenbang biasanya dikerjakan dinas-dinas.

Kepala Bagian Administra­si Pemerintah­an dan Otonomi Daerah Dedi Irianto mengakui, belum semua tenaga kelurahan sudah disertifik­asi. Karena itu, pemkot terus menyelengg­arakan diklat pengadaan barang dan jasa serta ujian sertifikas­i. ”BKD (badan kepegawaia­n daerah) sudah kerja keras untuk itu. Diutamakan teman-teman kelurahan memang,” ujar mantan Kabag Bina Program tersebut.

Yang harus mengantong­i sertifikat pengadaan barang dan jasa bukan hanya lurah. Sekretaris lurah dan kepala seksi pembanguna­n juga harus mengantong­i sertifikas­i itu. Beberapa orang yang menjabat saat ini adalah pejabat yang dipromosik­an. Karena itulah, banyak yang belum tersertifi­kasi.

Banyak yang optimistis bahwa serapan anggaran musrenbang bakal besar. Sebab, anggaran yang selama ini dikelola segelintir dinas kini akan direalisas­ikan 154 kelurahan. ”Tapi, saya enggak berani memprediks­i ya. Karena ini kan baru pertama,” katanya.

Kendati begitu, dia berharap para lurah bisa bekerja melebihi realisasi dinas-dinas selama ini. Untuk latihan, lurah-lurah bakal digerojok anggaran Rp 54 miliar musrenbang yang bakal direalisas­ikan tahun ini.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia