World Cleanup Day, Bersihkan Pantai Timur dan Pantai Utara
SURABAYA, Jawa Pos – Acara bersih-bersih serentak di 157 negara atau World Cleanup Day berlangsung kemarin (21/9). Tidak ketinggalan warga Surabaya turut berpartisipasi. Yang dilakukan adalah bersih-bersih di sepanjang pantai utara dan timur Surabaya. Total, 7.200 peserta mengumpulkan ratusan kilogram sampah laut.
Pertiwi Eka Putri Handayani tampak semangat kemarin pagi (21/9). Dengan menggunakan sarung tangan, siswi kelas V SDN Tanah Kali (Takal) Kedinding I itu memunguti sampah di area pesisir Tambak Wedi, Kenjeran
J
Sesekali dia juga menjangkau sampah di dalam lumpur dengan menggunakan ranting pohon. Tak terasa keringat pun mengucur di wajahnya.
Namun, bocah yang juga jadi kader lingkungan di sekolahnya itu menganggapnya biasa. ’’Ini kali kelima saya ikut program resikresik. Gak kaget atau jijik lagi. Malah saya senang,” ungkapnya.
Presiden Tunas Hijau Zamroni menjelaskan bahwa kemarin ada 5.200 orang yang ikut dalam acara bersih-bersih pantai itu. Total, ada sampah tiga truk yang diangkut. Jumlah itu mulai menyusut seiring program yang mulai menunjukkan hasil. ’’Dulu ini penuh sampah. Bisa sampai 16 truk. Sekarang sudah berkurang. Alhamdullilah,’’ jelas pria asal Karangrejo tersebut.
Itu, lanjut dia, merupakan usaha bersama yang dilakukan secara kontinu.Tidaktanggung-tanggung, kegiatanbersih-bersihpantaikemarin merupakan yang kedelapan.
Terpisah, kegiatan yang sama berlangsung di pesisir Kecamatan Bulak. Mulai Pantai Cumpat hingga Pantai Watu-Watu. Lebih dari 2.000 orang ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Berbagai jenis sampah dikumpulkan para peserta. Antara lain, kantong plastik dan kain bekas baju yang terdampar di pantai. Ada yang menarik saat pengumpulan itu. Peserta juga mengumpulkan ratusan puntung rokok yang luput dari pengamatan orang selama ini. ’’Nyatanya, sisa rokok tersebut sering luput dari perhatian,’’ tutur Koordinator Komunitas Nol Sampah Hanir Ismail.
Begitu juga sedotan yang masih menjadi masalah klasik yang belum sepenuhnya disadari masyarakat. Sedotan kerap dikonsumsi hewan ternak. ’’Belum lagi masalah mikroplastik yang bisa saja termakan ikan. Sementara itu, ikan tersebut menjadi konsumsi kita,’’ katanya.