Peserta Gagal Finis kerena Nangis
SURABAYA, Jawa Pos – Area Oval Atrium Ciputra World Surabaya berubah menjadi sirkuit balap. Lokasi yang biasanya dilewati orang untuk berbelanja itu kemarin sore (21/9) dibuat jadi ajang kebut-kebutan. Agar aman, helm dan alat protektor wajib digunakan peserta. Suara tangis beberapa kali terdengar. Bukan dari barisan penonton, melainkan peserta balapan yang masih balita dan tak mau berpisah dari orang tuanya.
Layaknya ajang racer sepeda profesional, ratusan bocah tersebut juga mengenakan kostum balap. Para orang tua pun tak tinggal diam. Teriakan memberi semangat terdengar bersahut-sahutan. ’’Ayo-ayo jangan lihat belakang,’’ teriak mereka. Beberapa kali tawa penonton pecah karena ada peserta yang mogok di tengah jalan. Ada juga yang tetap percaya diri meski salah jalur.
Yang dinilai dalam event London Taxi Balance Bike Competition itu bukan kecepatan sepeda dari pedal yang dikayuh, melainkan kelincahan dorongan kaki dari peserta. Peserta juga harus menjaga keseimbangan sepeda roda dua yang dinaikinya. Ada 100 peserta untuk lima kategori dalam ajang balap kemarin. Vely Chai, general manager PT Jeffreys Indonesia, principal dan distributor London Taxi Bike, selaku penyelenggara mengatakan bahwa kategori paling kecil adalah usia dua tahun. Bagi yang sudah jago, dibuka kelas terbuka.
Salah satu orang tua peserta, Catur Eko, mengaku sangat menantikan ajang tersebut. Bahkan, Catur dan keluarganya rela datang jauh dari Jakarta. Namun sayang, kemarin anaknya yang bernama Muhammad Zidan batal ikut balapan itu. ’’Dia lagi gak mood, makanya nangis,’’ ujarnya. Meski begitu, anak perempuannya yang masih berusia 23 bulan, Hafizah Aqila, tampil begitu berani. Bahkan, anaknya yang belum bisa berbicara itu sanggup finis di posisi empat. Menurut Catur, bukan menang atau tidak, yang terpenting melatih keberanian anak.