Manfaatkan Sawi Jadi Pewarna Kain
SURABAYA, Jawa Pos – Puluhan siswa dan orang tua di SD Muhammadiyah 18 memamerkan hasil kreasi mereka kemarin (21/9). Siswa-siswa kelas VI tersebut harus pintar memanfaatkan sayur sawi menjadi berbagai olahan yang memiliki nilai jual. Misalnya, pewarna kain dan batik berbahan sayuran hijau itu.
Dengan cekatan, Jasmine Shazia Dinanti menunjukkan cara membuat batik cap dengan menggunakan daun sawi. Sehelai daun yang sudah direndam larutan cuka dan air ditempelkan pada kain. Lantas, daun tersebut dipukul dengan gelas atau ulekan. ’’Ini cara untuk mengeluarkan warna daun. Kalau sudah berwarna hijau, sawi pindah ke kain,” ujar bocah kelas VI itu.
Dia dan teman-temannya memang fokus mengolah sawi menjadi produk tekstil. Mulai perwarna hingga motif di atas kain. Menurut dia, proses pembuatan tersebut memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, hasilnya bagus, tidak kalah dengan pewarna kain lain.
Dibutuhkan minimal dua jam hingga pewarna siap pakai. Awalnya, daun harus diblender. Lalu, daun direbus selama satu jam dengan natrium benzoat. Saat sudah dingin, hasilnya kemudian dimasukkan ke botol kemasan.
Selain pewarna, para siswa didampingi orang tua membuat produk lain. Antara lain, kue kering, wadah tisu dari sawi kering, dan krim wajah. Produk-produk tersebut kemudian dikompetisikan. Yang paling inovatif berhak menjadi juara.
Sawi yang digunakan dipanen langsung dari kebun SD Muhammadiyah 18. Mereka mempunyai kebun hidroponik di atap sekolah. Ukurannya 5 x 8 meter. ’’Saban 40 hari sekali pasti kami panen,’’ ucap Kepala SD Muhammadiyah 18 Cahyo Iswahyudi.
SURABAYA, Jawa Pos – Sebulan beroperasi, trayek Suroboyo Bus (SB) di middle east ring road (MERR) atau Jalan Ir Soekarno menjadi daya tarik bagi masyarakat. Kini, layanan semakin dipermudah karena dinas perhubungan (dishub) sudah menyediakan loket penukaran botol di titik tersebut.
Sebanyak 11 karung tampak menumpuk di sisi selatan area parkir motor Park and Ride ARH. Wadah plastik tersebut berisi ratusan botol plastik berbagai ukuran. Hasil penukaran botol para penumpang yang hendak naik SB.
Loket penukaran itu sudah dibuka selama dua minggu. Yang naik dari titik tersebut tidak perlu lagi membawanya ke dalam bus. Cukup menukarkannya di tempat itu. Bisa juga jika ingin menukarkan dalam jumlah banyak untuk mendapatkan stiker dan kartu bus.
Misalnya yang dilakukan penumpang asal Pekanbaru Nining Viveriani kemarin (21/9). Dia sedang sambang anak yang kuliah di Universitas Airlangga (Unair). Kesempatan itu dia gunakan untuk menjajal angkutan masal tersebut. ’’Beritanya sudah banyak kalau bus ini bayarnya pakai botol, saya jadi penasaran,” ujarnya didampingi putrinya, Sis Wisnuarti Theresia.
Tiga kantong penuh berisi botol dia sodorkan. Lantas, dia mendapat kartu yang berisi masing-masing tiga stiker. ’’Sebenarnya ingin jalan-jalan saja, kelihatannya kok menarik naik ini,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Erie Nurwahyuningdyah. Dia datang bersama suami dan dua anaknya. Ini kali pertama Erie naik bus metro tersebut. ’’Kebetulan anak saya ada tugas bikin vlog soal upaya pemanfaatan sampah,” katanya.
Menurut dia, keberadaan loket tersebut sangat strategis. Apalagi bagi keluarga seperti dirinya. Mobil yang dia pakai bisa langsung diparkir di lokasi itu. Lantas, dia bisa berganti moda angkutan umum. ’’Setahu saya di jalur lain cuma halte saja. Jadi sulit parkirnya, kalau di sini gampang,” ujar warga Ngagel tersebut.
Petugas loket Risandy Wicaksono mengungkapkan, pengunjung yang datang menukar paling banyak saat akhir pekan. Mereka bisa membawa hingga dua karung botol. ’’Bisa 70–100 lebih orang yang datang. Kalau hari biasa kisaran 20–25 orang,” ujar petugas dari UPT pemanfaatan sampah dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH) tersebut.
Plastik itu sementara akan ditampung di lokasi. Saat sudah menumpuk, plastik akan dibawa ke Rumah Kompos Bratang. Di sana dilakukan pemilahan. Dipisah, mulai tutup, label, hingga warna botol. Setelah itu, tinggal menunggu proses lelang untuk dijual.
Sementara itu, Kepala Unit Suroboyo Bus Riza Adhi Kurniawan mengatakan, secara bertahap jumlah loket penukaran akan ditambah. Hingga sekarang, baru ada empat loket. Selain di Park and Ride ARH, loket berada di Mayjen Sungkono, Jalan Rajawali, dan Terminal Purabaya.
Untuk kawasan MERR, titik penukaran botol akan ditambah di Surabaya Square MERR. ’’Pastinya kami berharap masyarakat semakin dipermudah untuk naik transportasi umum ini,” jelas Riza.
Saat ini waktu tunggu berada di kisaran 20–30 menit, peminat angkutan itu masih tinggi. Sebut saja di trayek MERR yang masih sepi angkutan publik. ’’Meskipun lama, tapi ada lewat aplikasi bisa dipantau posisi busnya lagi di mana,” ujar Tuti Ekasari, salah seorang penumpang.