Jawa Pos

Berita Hoaks

Manfaatkan Tools untuk Lacak Foto

-

SURABAYA, Jawa Pos – Berita bohong atau hoaks sudah jadi makanan sehari-hari para peselancar dunia maya. Jika tidak hatihati, akan terjadi miskomunik­asi dan disinforma­si. Salah satu yang sering terjadi adalah berita bohong dengan media foto.

’’Yang sering terjadi, hoaksnya berupa gambar atau foto tidak

match dengan tulisan. Atau, gambar dan foto yang sudah lama ada, tapi disebarlua­skan lagi,’’ ucap Yinthze Lynvia Gunde, ketua Aliansi Jurnalis Indonesia Manado, dalam workshop Hoax Busting and Digital Hygene di UINSA kemarin (21/9).

Menurut dia, Facebook jadi salah satu media sosial yang paling sering menjadi tempat peredaran berita bohong. ’’Para penggunany­a dengan tanpa cek dan ricek langsung membagikan foto-foto yang belum tentu benar,’’ ucapnya.

Dia memberikan contoh. Ada artikel kesehatan yang menampilka­n foto laki-laki dengan menggunaka­n jas putih. Setelah ditelusuri, foto itu bukan dokter yang ada di berita tersebut, melainkan bintang porno. Karena itu, Via memberikan saran untuk selalu skeptis dalam menerima informasi dari media online.

Via mengatakan, sebenarnya cukup mudah mengecek foto itu hoaks atau bukan. Sebab, jejak digital setiap foto yang diunggah ke internet akan terekam. ’’Kita bisa mengetahui dengan mudah kapan dan di mana kali pertama foto atau gambar itu diunggah,’’ katanya.

Beberapa tools tersebut, lanjut dia, ada di gadget sejak lama. ’’Namun, mungkin kita tidak menyadari fungsinya,’’ papar Via.

Beberapa tools yang bisa digunakan adalah reverse image search, situs

yandex.com, dan Google Maps. Caranya cukup mudah. Tinggal memasukkan tautan atau mengunggah gambar ke tools tersebut. Lalu, dari sana akan terlihat tautan-tautan berita kali pertama foto tersebut diunggah. ’’Di sana akan ada gambar-gambar lain yang serupa,’’ papar Via.

Dari tautan-tautan berita tersebut, akan diketahui dari negara mana foto itu berasal. ’’Kita bisa tahu berita itu di negara mana dari bahasa,’’ lanjutnya.

Untuk mengurangi hoaks, Via mengimbau setiap orang agar tidak sembaranga­n membagikan berita. ’’Kita bisa tahu berita itu hoaks atau tidak dari melihat judulnya. Apakah bombastis atau tidak. Jika bombastis, bisa jadi berita itu hanya click bait,’’ tegasnya.

 ?? KARTIKA SARI/JAWA POS ?? BERBAGI PENGETAHUA­N: Yinthze Lynvia Gunde di UINSA kemarin.
KARTIKA SARI/JAWA POS BERBAGI PENGETAHUA­N: Yinthze Lynvia Gunde di UINSA kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia