Pertamina dan EMCL Bergandengan Tekan Impor
JAKARTA, Jawa Pos – Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) membeli 650 ribu barel minyak mentah milik ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Tepatnya minyak yang diproduksi dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu. Itu merupakan upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi sekaligus mengurangi volume impor minyak mentah.
’’Semoga dengan (penjualan minyak ke domestik) ini, (defisit) neraca perdagangan kita, khususnya impor, jadi berkurang,’’ ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto akhir pekan lalu.
Dia menyatakan bahwa kuota minyak mentah yang dibeli Pertamina tersebut merupakan tambahan volume minyak EMCL yang dialokasikan untuk pasar dalam negeri. Tentu saja di luar kebutuhan domestic market obligation (DMO).
Lapangan Banyu Urip menghasilkan sekitar 220 ribu barel minyak mentah
Plt Dirjen Migas
per hari. Produksinya
Kementerian ESDM
lantas dialirkan melalui jalur pipa sepanjang 95 kilometer ke Palang, Tuban, Jawa Timur (Jatim). Dari sana, distribusi minyak mentah berlanjut ke Kapal Alir-Muat Terapung FSO Gagak Rimang di lepas pantai Tuban. Pengapalan perdana berlangsung pada Jumat (20/9).
Djoko menuturkan bahwa pemerintah sulit membeli minyak mentah dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas. Sebab, dalam kontrak kerja sama disebutkan, KKKS berhak menjual jatahnya ke mana saja. Selama ini KKKS menjual minyaknya ke luar negeri dan dibeli lagi untuk keperluan dalam negeri.
Proses itu mengakibatkan biaya transportasi membengkak. ’’Kan ada ongkos. Paling tidak (dengan penjualan langsung ke domestik), ada (biaya) transportasi yang bisa dihemat,’’ terang Djoko. Langkah tersebut, imbuh dia, sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 42 Tahun 2018 tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak Bumi.
Dalam kesempatan itu, President EMCL Louise McKenzie menyatakan bahwa pengapalan minyak mentah tersebut dilakukan demi ketersediaan minyak domestik. ’’Kami berterima kasih kepada pemerintah Indonesia, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, para mitra Blok Cepu, serta masyarakat sekitar yang terus mendukung kegiatan operasi Banyu Urip,’’ ujarnya.
Sementara itu, Senior Vice President Integrated Supply Chain Pertamina (Persero) Hasto Wibowo menjelaskan bahwa transaksi minyak mentah dengan EMCL tersebut membuat pihaknya tidak perlu mengimpor lagi.
Semoga dengan (penjualan minyak ke domestik) ini, (defisit) neraca perdagangan kita, khususnya impor, jadi berkurang.’’