Jawa Pos

Langsung Kebut RUU KUHP

Dimasukkan Daftar Prolegnas Prioritas DPR Baru Parpol Koalisi Pemerintah Sepakat Perppu KPK Opsi Terakhir

-

JAKARTA, Jawa Pos – Para anggota DPR yang dilantik kemarin langsung tancap gas dengan sejumlah agenda. Salah satunya, menyusun daftar program legislasi nasional (prolegnas) prioritas setahun ke depan

Penyusunan dilakukan setelah pimpinan dan alat kelengkapa­n dewan (AKD) terbentuk.

Ada beberapa RUU yang menjadi prioritas. Termasuk, menuntaska­n lima RUU yang tertunda di DPR periode sebelumnya. Yaitu, RUU KUHP, RUU Pemasyarak­atan, RUU Pertanahan, RUU Minerba, dan RUU Koperasi.

Legislator PDIP Arteria Dahlan menyampaik­an, lima RUU tersebut diprediksi masuk prolegnas prioritas. Termasuk, RUU KUHP. ”Karena kemarin tertunda, tentu harus segera dibahas,” kata Arteria setelah pelantikan DPR kemarin. Dia mengakui, pembahasan RUU tersebut memantik gelombang protes publik, khususnya mahasiswa. Karena itu, aksi demo tersebut akan menjadi pelajaran penting bagi DPR baru. ”Tapi, sesuatu yang jadi PR (pekerjaan rumah, Red) harus diselesaik­an,” tegasnya.

Anggota Fraksi PKS Nasir Djamil menyampaik­an, RUU KUHP dan RUU lain sudah masuk daftar carry over untuk dibahas DPR periode sekarang. Karena itu, papar dia, sangat wajar jika RUU tersebut masuk prolegnas prioritas tahun ini. Pasal-pasal yang selama ini dipersoalk­an harus dibahas secara terbuka. ”Agar tidak berlarut-latut,” imbuh politikus dari Aceh itu.

Pada bagian lain, parpol-parpol penyokong Presiden Joko Widodo mulai mempersoal­kan wacana peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu). Minggu lalu (29/9), misalnya, para sekretaris jenderal (Sekjen) partai menggelar pertemuan. Sekjen PPP Arsul Sani yang ikut hadir dalam pertemuan mengakui, pihaknya memang membicarak­an dorongan publik yang meminta presiden mengeluark­an Perppu KPK. Menurut dia, semua partai koalisi penyokong pemerintah sepakat bahwa tidak ada kegentinga­n yang mengharusk­an presiden mengeluark­an perppu. ”Koalisi sepakat perppu adalah opsi terakhir,” tegas Arsul.

Janji Wajah Baru Sebanyak 575 anggota baru DPR resmi dilantik dalam rapat paripurna awal masa jabatan di Gedung Nusantara, kompleks parlemen Senayan, Jakarta, kemarin (1/10). Sebanyak 287 orang adalah wajah baru. Mereka pun berjanji memperbaik­i citra dan kinerja DPR.

Sebelum pelantikan, Sekjen DPR Indra Iskandar mengumumka­n pimpinan sementara DPR yang akan memimpin rapat paripurna. Mereka adalah anggota tertua dan termuda. Abdul Wahab Dalimunthe, 80, adalah anggota tertua dan Hillary Brigitta Lasut, 23, anggota termuda.

Hillary menyatakan, dirinya merasa sangat tersanjung ditunjuk sebagai pimpinan sementara DPR. ”Ini sangat surprised,” ucapnya saat ditemui seusai pelantikan.

Hillary menyadari, menjadi anggota DPR tidak mudah. Apalagi, saat ini citra dan kinerja DPR dituding rendah. Dia berjanji berupaya meningkatk­an citra dewan di mata masyarakat. Politikus Partai Nasdem itu mengatakan, masyarakat harus diberi pemahaman terkait kerja DPR. Dengan begitu, citra dewan akan semakin baik.

Perempuan kelahiran Manado tersebut menerangka­n, sosialisas­i tentang DPR harus terus digalakkan. ”Harus dimulai dari transparan­si antara DPR dan masyarakat,” tutur dia. Dewan harus transparan dengan apa yang mereka lakukan. Dengan begitu, masyarakat bisa mengetahui dengan baik.

Sebagai anak muda, Hillary ingin menanamkan nilai-nilai idealisme dan memberikan harapan baru bagi masyarakat. ”Kami bukan anak-anak muda yang disiapkan untuk menghadapi masa depan, tapi anak muda yang disiapkan untuk mengubah masa depan,” terang anak Bupati Talaud Elly Engelbert Lasut tersebut.

Muchamad Nabil Haroen, anggota baru DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, mengatakan, sebagian wajah baru di DPR adalah anakanak muda. Menurut pria 34 tahun itu, mereka akan menjadi darah segar untuk melakukan perubahan di parlemen. Ketua umum Pagar Nusa tersebut menyatakan, pihaknya sudah membentuk kaukus pemuda parlemen yang berisi para wakil rakyat muda dari seluruh pelosok Indonesia. ”Kami sudah beberapa kali bertemu,” ungkap dia. Selama ini ada 20 sampai 40 orang yang ikut berkumpul. Mereka bertemu untuk memikirkan nasib bangsa ke depan.

Anggia Ermarini, anggota baru DPR dari Fraksi PKB, mengatakan, lolos ke Senayan dan dilantik sebagai anggota DPR bukan sesuatu yang harus dirayakan. Hal itu adalah langkah awal untuk berbuat lebih banyak bagi rakyat. ”Bisa berkontrib­usi bagi masyarakat. Ini merupakan tugas berat,” tutur dia kemarin.

Ketua umum PP Fatayat NU tersebut menyatakan, semua pihak harus bekerja keras untuk menjadikan DPR lebih baik. Baik dari sisi kinerja maupun citra. Partainya akan melakukan konsolidas­i untuk merumuskan program apa saja yang dilakukan ke depan. Langkah awalnya adalah memperbaik­i kualitas kinerja tenaga ahli (TA) yang akan membantuny­a melaksanak­an tugas.

Selain itu, anggota dewan harus bisa memilih komisi sesuai dengan bidang masing-masing. ”Kalau

passion saya di kesehatan. Tapi, saya serahkan ke partai,” terangnya. Anggia juga mengajak anggota dewan yang lain saling mengingatk­an dan mengontrol. Dengan cara itu, mereka bisa mencegah terjadinya korupsi di DPR. ”Wakil rakyat itu amanah,” tegas dia.

Sementara itu, anggota Fraksi Partai Golkar Dyah Roro Esti mengaku siap bekerja keras untuk memulihkan citra DPR. Dia berharap anggota kaukus pemuda parlemen bisa berperan besar mengubah citra DPR. Menurut dara 26 tahun tersebut, sejauh ini ada 50 anggota yang terlibat dalam kaukus. Mereka adalah legislator yang berusia di bawah 40 tahun.

Legislator dari dapil Gresik-Lamongan itu memiliki beberapa program yang berhubunga­n langsung dengan anak-anak muda. Misalnya bekerja sama dengan badan eksekutif mahasiswa (BEM) dan organisasi kepemudaan untuk mendorong pendidikan bagi anak muda. ”Saya kira ini akan sangat positif,” ucapnya.

Farah Puteri Nahlia, legislator berusia 23 tahun, berjanji bekerja keras untuk memperbaik­i citra dan kinerja DPR ke depan. ”Saya akan mulai dari diri sendiri. Saya akan bekerja sebaik mungkin membawa aspirasi masyarakat. Tidak mau merusak karir dan masa depan yang masih panjang,” tegasnya.

Terkait penempatan di komisi, Farah menyatakan masih berkoordin­asi dengan fraksi. ”Tapi berharap sesuai bidang saya,” imbuhnya. Farah menuntaska­n pendidikan luar negeri S-1 dan S-2 di London. Dia mengambil pendidikan magister ilmu hubungan internasio­nal di University of London.

Farah pernah bekerja magang di Kementeria­n Luar Negeri. Dia juga pernah terlibat dalam pendamping­an seorang TKW asal Subang pada Juni 2018. TKW bernama Een Rohayati asal Desa Balingbing, Kecamatan Pegaden Barat, Subang, tersebut berhasil dipulangka­n dari Arab Saudi karena tak menerima gaji selama bertahun-tahun.

Anggota Fraksi Partai Gerindra Mulan Jameela juga menyita perhatian. Istri musisi kondang Ahmad Dhani itu melenggang ke Senayan setelah melalui proses pergantian caleg di internal Gerindra. Ditemui seusai pelantikan, Mulan berharap bisa ditempatka­n di komisi X, komisi yang membidangi pendidikan, olahraga, seni, budaya, dan sejarah.

”Saya ini kan punya latar belakang sebagai musisi dan industri kreatif. Jadi sesuai dengan bidangnya,” ujar Mulan. Dia juga mengaku mengikuti polemik yang berkembang akhir-akhir ini. Yaitu terkait pembahasan sejumlah RUU kontrovers­ial yang menyulut demonstras­i mahasiswa.

Pesan Ombudsman Sementara itu, Ombudsman menitipkan pekerjaan rumah bagi anggota DPR yang baru. Khususnya legislator perempuan. Komisioner Ombudsman Ninik Rahayu mencatat, setidaknya sejumlah rancangan UU harus menjadi perhatian anggota dewan.

Antara lain, revisi UU 1/1974 tentang Perkawinan. Ninik menyebutka­n, setidaknya sudah empat kali revisi diajukan dalam program legislasi nasional, tapi belum tuntas hingga sekarang. Hal yang sama berlaku untuk RUU kesetaraan dan keadilan gender. ”RUU kesetaraan dan keadilan gender diusulkan dalam prolegnas berkalikal­i sejak 2004. Nyatanya, usulan yang dimaksud tidak pernah jadi pembahasan prioritas,” ungkap Ninik kemarin (1/10).

Kemudian, RUU yang tengah ramai diperbinca­ngkan, yakni RUU Penghapusa­n Kekerasan Seksual. Ombudsman mencatat, RUU itu begitu kontrovers­ial karena kembali ditunda di akhir masa jabatan anggota DPR periode 2014–2019. Padahal, desakan publik sudah sebegitu kuatnya dan menjadi salah satu poin tuntutan dalam aksi unjuk rasa beberapa waktu belakangan. ”Sampai di ujung periode, ternyata DPR belum mampu menyelesai­kan pembahasan tahap satu,” lanjutnya.

Belum sahnya KUHP yang baru menjadi alasan untuk menunda pembahasan RUU PKS. Namun, bagi Ninik, hal tersebut tidak bisa menjadi alasan karena RUU PKS merupakan lex specialis dan inisiatif DPR sendiri. Sudah ada pertimbang­an yuridis, psikologis, dan filosofis yang menguatkan untuk pembahasan RUU PKS.

 ?? : FEDRIK TARIGAN/JAWA POS ?? HASIL DIDIKAN IBU: Ketum PDIP Megawati Soekarnopu­tri memberikan selamat kepada anaknya, Puan Maharani, setelah pelantikan anggota DPR di kompleks parlemen, Senayan, kemarin.
: FEDRIK TARIGAN/JAWA POS HASIL DIDIKAN IBU: Ketum PDIP Megawati Soekarnopu­tri memberikan selamat kepada anaknya, Puan Maharani, setelah pelantikan anggota DPR di kompleks parlemen, Senayan, kemarin.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia