Pekan yang Menyakitkan buat Intan
GANDA PUTRI (mulai 12.50)
Serena Kani/Rayhan V. Salsabila vs 6-Yulfira Barkah/Agatha Imanuela 4-Della D. Haris/Rizki A. Pradipta vs Brigita M. Rumambi/Meirisa C. Sahputri
Nur S. Aulia/Dinda H.S. Suhana vs Anggia S. Awanda/Pia Z. Bernadet
TUNGGAL PUTRI (mulai 15.20)
Crystal Pan (AS) vs 5- Lyanny Alessandra Mainaky
(mulai 19.20)
Asuka Takahashi vs 2-Ruselli Hartawan
GANDA CAMPURAN (mulai 17.30)
Agripinna P. R. Putra/Meirisa C. Sahputri vs 5-Adnan Maulana/Mychelle C. Bandaso 6-Rehan N. Kusharjanto/Lisa A. Kusumawati vs Zachariah J. Sumanti/Marsheilla G. Islami Ferdian M. Ranialdy/Anggia S. Awanda vs 2-Ren Xiang Yu/ Zhou Chao Min (Tiongkok)
GANDA PUTRA (mulai 18.50)
Tze Jian Lim/Low Juan Shen (Malaysia) vs 2-Berry Angriawan/Hardianto 1-Fajar Alfian/M. Rian Ardianto vs Avinash Gupta/Reza D. Purnama
TUNGGAL PUTRA
Seng Zoe Yeoh (Singapura) vs Henrikho Kho Wibowo 18-21, 21-19, 21-17
Sony Dwi Kuncoro vs Jia Wei Joel Koh 18-21, 21-12, 21-17
Ade Resky Dwicahyo vs Eveshgaran Vasigaran (Malaysia) 22-20, 21-16
Vicky Angga Saputra vs Weng Hong Yang (Tiongkok) 20-22, 22-20, 21-15
PEKAN ini sangatlah berat bagi Alifia Intan Nurrohkhim. Pertama, dia tidak terpilih dalam skuad Indonesia yang berlaga di Kejuaraan Dunia Junior 2019 di Kazan, Rusia. Kedua, Intan gagal menembus babak utama Indonesia Masters Super 100. Padahal, dia berstatus pemain pelatnas. Intan menjadi satu-satunya pemain nasional yang berlaga sejak fase kualifikasi.
’’Saya memang tidak siap mengikuti turnamen ini,’’ ucapnya setelah dikalahkan Desima Aqmar Syarafina di final kualifikasi kemarin. Mereka menjalani pertarungan keras yang berakhir 21-18, 16-21, 19-21. Laga itu adalah ulangan final Kejurnas 2018. Saat itu Intan menang mudah 21-9, 21-14. Banyak hal, kata Intan, yang berubah daripada pertandingan tahun lalu.
Pertama, shuttlecock di turnamen tersebut lebih berat. Kedua, yang lebih krusial, persiapan Intan untuk terjun di event itu tidak maksimal. Saat dipastikan tidak terpilih ke Kazan, Intan akhirnya berangkat sendiri ke Malang. Dia baru datang Senin sore (30/9). Dia tidak sempat mencoba lapangan GOR Ken Arok, Kota Malang. Alhasil, dia gagal beradaptasi dengan kondisi arena. ’’Pukulan no-lob dan dorongan saya sering keluar dan mati sendiri,’’ sesalnya.
Gagal ke Kejuaraan Dunia 2019 bisa jadi memukul Intan. Sebab, usianya sudah 18 tahun. Artinya, itu menjadi kesempatan terakhirnya bermain pada ajang bergengsi level junior tersebut. Namun, pemain PB Djarum itu mencoba tegar. ’’Sekarang saya harus bisa membuktikan dan lebih baik lagi ke level dewasa,’’ ujarnya.
Sementara itu, bagi Desima, kemenangan kemarin sangat memuaskan. Pada final Kejurnas 2018, dia kalah karena tertekan. Menjadi unggulan utama dan lebih tua setahun, Desima terbebani. Sebab, siapa pun yang menjadi kampiun pada final itu akan mendapatkan tiket ke pelatnas. Seeded lah,’’ withdraw. skill