Jawa Pos

Rela Berdesakan demi Barcode Kunjol

-

SURABAYA, Jawa Pos – Program kunjungan online (kunjol) yang diterapkan Rutan Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, disambut antusias oleh masyarakat. Mereka memadati Rutan Medaeng kemarin (1/10) untuk mendapatka­n barcode yang digunakan untuk mengaktifk­an aplikasi antrean online itu.

Sayangnya, antrean tidak terkendali. Pengunjung taksabarda­nmemilihbe­rdesak-desakandem­isegera mendapatka­n barcode tersebut. Antrean menjadi kacaukaren­agerbangba­rudibukapu­kul10.00setelah acara launching kunjol usai. Padahal, sudah banyak warga yang menanti di luar gerbang. Alhasil, ketika gerbang dibuka, mereka menyerbu loket.

Seorang pengunjung mengalami sesak napas dan pingsan. Tatik Panjawati terjatuh akibat saling dorong dan berdesak-desakan sebelum akhirnya terkulai lemas

J

Perempuan 58 tahun asal Manukan itu mendapatka­n perawatan di klinik rutan.

Tatik mengaku tiba di Medaeng sejak pukul 05.00. ”Ada pengumuman kalau aplikasi kunjol diterapkan hari ini (kemarin, Red). Tapi, saya belum tahu mengenai aplikasi tersebut. Makanya saya datang sama suami untuk ngurus aplikasiny­a,” katanya. Kenyataann­ya, ibu yang anaknya ditahan di Rutan Medaeng itu belum bisa masuk hingga pukul 10.00.

Kepala Kanwil Kemenkum HAM Jatim Susy Susilawati menyatakan, program tersebut merupakan inovasi pelayanan publik berbasis TI. Susy menyebutka­n, tidak semua rutan berani menerapkan kunjungan online. Sebab, banyak yang kesulitan dalam menjalanka­nnya. ”Seminggu pertama pasti ada keributan kecil. Harus bisa diantisipa­si. Harus benarbenar konsekuen,” terangnya.

Kepala Rutan Medaeng Teguh Pamuji mengungkap­kan, inovasi itu dibuat untuk meringanka­n beban pengunjung. Pasalnya, tidak sedikit pengunjung yang datang sejak subuh untuk mendapatka­n nomor antrean. Dengan aplikasi itu, pengunjung bisa mendaftar dari rumah dan datang sesuai dengan perkiraan waktu kunjungan. ”Hari pertama memang membingung­kan. Kami akan terus sosialisas­i dan melakukan perbaikan,” tambahnya.

Dia menerangka­n, cara menggunaka­n aplikasi itu sederhana. Pengunjung harus mendapatka­n barcode dari rutan. Barcode tersebut digunakan untuk mengaktifk­an aplikasi yang diunduh di www. rutanklas1­surabaya.co.id/ download/rutanklas1­surabaya. apk. Setelah mengunduh aplikasi itu, pengunjung memasukkan nomor barcode tersebut. ”Caranya mudah. Tapi karena terburu-buru dan mau cepat, akhirnya begitu jadinya,” ujarnya.

 ?? HARIYANTO TENG/JAWA POS ?? ANTUSIAS: Warga memadati loket Rutan Medaeng untuk mendapatka­n barcode kemarin. Foto kanan, Tatik Panjawati dibopong pengunjung lain karena lemas setelah lama menunggu. Dia berada di Medaeng sejak pukul 05.00. Padahal, loket baru dibuka pukul 10.00.
HARIYANTO TENG/JAWA POS ANTUSIAS: Warga memadati loket Rutan Medaeng untuk mendapatka­n barcode kemarin. Foto kanan, Tatik Panjawati dibopong pengunjung lain karena lemas setelah lama menunggu. Dia berada di Medaeng sejak pukul 05.00. Padahal, loket baru dibuka pukul 10.00.
 ?? HARIYANTO TENG/JAWA POS ??
HARIYANTO TENG/JAWA POS
 ?? HARIYANTO TENG/JAWA POS ?? PRAKTIS: Seorang pengunjung menunjukka­n tampilan aplikasi antrean online untuk menjenguk tahanan kemarin. Dengan aplikasi tersebut, pengunjung bisa mendaftar antre dari mana saja dan datang sesuai jam yang ditentukan.
HARIYANTO TENG/JAWA POS PRAKTIS: Seorang pengunjung menunjukka­n tampilan aplikasi antrean online untuk menjenguk tahanan kemarin. Dengan aplikasi tersebut, pengunjung bisa mendaftar antre dari mana saja dan datang sesuai jam yang ditentukan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia