Jawa Pos

Belajar Sejarah Plus Mengenal Kerja PMK

-

SURABAYA, Jawa Pos – Peristiwa kebakaran membuat Fenny Theresia panik. Kala itu bangunan di dekat kantornya terbakar. Dia khawatir api akan merembet ke area kantornya. Saat itu pengetahua­n Fenny tentang petugas pemadam kebakaran juga minim. Dia mendapat informasi yang simpang siur bahwa ada tarikan Rp 500 ribu untuk mendatangk­an petugas pemadam kebakaran.

Tidak ingin informasi tentang pemadam kebakaran terusmener­us minim, Fenny ikut serta dalam tur bus Surabaya Heritage Track ke kantor Dinas Pemadam Kebakaran Rayon 1 Pasar Turi kemarin (1/10). ”Ternyata kan gratis penanganan dan pemadamann­ya. Dari sini, kita juga tahu bagaimana kerja petugas pemadam kebakaran,’’ kata Fenny ditemani Leonard Wijaya, putranya.

Sahid Husain, wisatawan asal Turki, juga ikut serta dalam tur tersebut. Dia mengapresi­asi Surabaya yang bekerja profesiona­l dalam pemadaman kebakaran. Apalagi, dia juga melihat banyak kendaraan milik dinas pemadam kebakaran yang disiagakan. Termasuk bronto skylift.

Kemarin dia berfoto dengan naik motor orong-orong. Motor itu hadir untuk lokasi yang sulit dijangkau mobil. Tak hanya itu, Sahid juga ikut dalam mobil pumper. Mobil itu berjalan berkelilin­g kompleks Tugu Pahlawan.

Mobil yang dikenal masyarakat sebagai motor kloneng tersebut mempunyai suara sirene yang khas. Bunyinya kloneng-kloneng. ”Itu hibah dari Jepang. Di dinas pemadam kebakaran Pasar Turi ini ada dua unit,” ujar Munir, petugas dinas pemadam kebakaran Rayon 1 Pasar Turi.

Aji Destiawan, guide bus Surabaya Heritage Track, mengatakan bahwa pemerintah Hindia Belanda mendirikan institusi pemadam kebakaran yang disebut de Brandweer pada 1810. Tanpa markas permanen dan mengandalk­an alat pemadam sederhana, pos de Brandweer awalnya ditempatka­n di sekitar bangunan-bangunan strategis.

Modernisas­i de Brandweer baru dirasakan secara signifikan pada 1906 setelah Surabaya ditetapkan sebagai kota madya. Semua keperluan mengenai markas pemadam kebakaran lantas dialihkan ke bangunan permanen di Pasar Turi pada 1927. ”Dari sini kita juga belajar historinya. Termasuk bagaimana kerja petugas dan cara pemadaman apinya,” jelasnya.

 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS ?? INFORMASI BARU: Peserta tur Surabaya Heritage Track berdiskusi dengan petugas PMK kemarin.
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS INFORMASI BARU: Peserta tur Surabaya Heritage Track berdiskusi dengan petugas PMK kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia