Penuh Sedimentasi, Sungai Mangetan Kanal Dikeruk
SIDOARJO, Jawa Pos – Sungai Mangetan Kanal penuh masalah. Selain enceng gondok yang selalu memenuhi permukaan sungai, terjadi pendangkalan yang parah. Sejak akhir September badan sungai dikeruk. Puluhan truk terlihat mengangkut lumpur kemarin (1/10).
Pengerukan berlangsung di kawasan Keboansikep, Gedangan. Normalisasi dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo. Kepala DPUBMSDA Sunarti Setyaningsih menyatakan, air Sungai Mangetan Kanal kerap meluber ke jalan. Contohnya, di Desa Keboansikep. Air sungai merendam jalan. ’’Dampaknya, jalan rusak dan berlubang,’’ ucapnya.
Air meluap karena daya tampung sungai kian berkurang. Kali semakin dangkal dan menyempit. Sungai penuh sampah serta sedimentasi. Contohnya, wilayah Desa Ganting. Sampah di Sungai Mangetan Kanal menumpuk di wilayah Keboansikep hingga Desa Ketajen, Gedangan. Kali terlihat semakin kumuh.
Menurut Naning, sapaan akrab Sunarti, setiap tahun Sungai Mangetan Kanal dinormalisasi. Namun, karena badan sungai panjang, pengerukan dikerjakan bertahap. ’’Tahun lalu normalisasi berjalan ke arah Sukodono,’’ ucapnya.
Tahun ini ada dua titik yang dikeruk. Yaitu, wilayah Gedangan ke arah Sedati dan Gedangan menuju ke Sukodono. ’’Dikeruk dari hulu hingga hilir,’’ paparnya.
Bukan hanya di Mangetan Kanal. Program normalisasi juga menyentuh tiga sungai besar lainnya. Yakni, Sidokare, Buntung, dan Purboyo. Pengerukan afvoer Sidokare dan Purboyo dikerjakan pemkab. Sementara itu, Sungai Buntung dikeruk Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS).
Mantan sekretaris dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR) itu mengatakan, normalisasi tersebut harus tuntas sebelum akhir 2019. Sebagai langkah percepatan, DPUBMSDA menambah alat berat. ’’Misalnya, Sidokare butuh empat alat berat,’’ ucapnya.
Di sisi lain, Kabid Irigasi dan Pematusan DPUBMSDA Bambang Tjatur menjelaskan bahwa normalisasi saluran irigasi juga berjalan. Pemkab mengeruk sungai-sungai kecil. Salah satunya Sungai Purboyo. Tahun lalu DPUBMSDA diprotes sejumlah desa. Sebab, sungai kering saat musim tanam. ’’Aliran air terhambat sedimentasi dan sampah,’’ ucapnya.