REALISASI PBB P2 SELAMA 4 TAHUN TERAKHIR
SIDOARJO, Jawa Pos – Masa pembayaran pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) berakhir Senin (30/9). Merujuk data Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, penerimaan PBB selama sembilan bulan ini mencapai Rp 217 miliar. Angka itu sudah mencapai 95,69 persen dari target setahun Rp 227 miliar.
Kepala BPPD Sidoarjo Joko Santosa menyatakan, capaian tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2018, saat penutupan pembayaran PBB, realisasinya sekitar 90 persen dari itu. Artinya, kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak (WP) semakin tinggi. ”Total lebih dari 810 ribu WP untuk PBB-P2,” terangnya.
Selain tingkat kesadaran pajak meningkat, Joko mengaku akses pembayaran juga makin mudah dan cepat. Kini setiap orang dapat membayar selama 24 jam di setiap minimarket. ”Tidak perlu susah-susah lagi. Bayar juga jauh lebih aman,” ucapnya.
Setelah lunas, para WP tinggal mengecek e-PBB. Aplikasi itu berisi riwayat tagihan pajak. ”Kalau sudah bayar, notifikasi tagihannya akan hilang,” lanjutnya. Joko menuturkan, capaian target memang lebih meningkat tahun ini. Namun, dia masih mempunyai waktu 3 bulan untuk dapat mengejar target tersebut. Bagaimana caranya? Yakni, terus bersosialisasi. Realisasi (Rp miliar)
Tidak hanya itu, WP yang mempunyai tunggakan mulai 2018 hingga sebelumnya akan mendapat keringanan. Joko menyampaikan, bupati mengeluarkan peraturan baru nomor 69 tahun 2019. Isinya, penghapusan saksi administrasi pajak daerah dalam rangka hari jadi Kabupaten Sidoarjo. ”Semua jenis pajak Persentase dari Target daerah bebas denda. Termasuk PBB-P2,” katanya.
Dia berharap dengan adanya perbup itu, masyarakat semakin sadar untuk membayar pajak. Tidak perlu takut terhadap denda. ”Bagi WP yang jatuh tempo 2019 ini, ya tetap didenda. Bebas pajak itu untuk 2018 dan sebelumnya. Dan, berlaku mulai hari ini (kemarin, Red) hingga 1 Maret 2020,” tambahnya.
Beberapa kecamatan juga turut berperan dalam meningkatkan kesadaran WP. Salah satunya, Taman. Camat Taman Ali Sarbini menyatakan, pihaknya memberikan penghargaan bagi desa yang menerima realisasi PBB-P2 tertinggi. ”Ada beberapa door prize untuk tiga tertinggi,” terangnya.
Ali menyampaikan, total realisasi yang didapat mencapai Rp 18 miliar. Dari angka itu, Desa Kletek yang paling banyak berkontribusi. Yakni, sekitar Rp 2,1 miliar. ”Kedua adalah Bringinbendo. Dan, ketiga Sadang,” katanya. ”Hadiah sudah kami berikan Senin (30/9). Semoga ini menambah semangat pemerintah desa dalam melayani warganya,” imbuhnya.