Jawa Pos

Kemendagri Bantu Solusi Dana Pilkada

Pekan Depan Pertemukan Pemda dengan KPU dan Bawaslu

-

JAKARTA, Jawa Pos – Pilkada 2020 menghadapi persoalan yang sama dengan tiga edisi sebelumnya, yakni pendanaan oleh pemda. Persoalan yang tidak perlu terjadi andai anggaran dipersiapk­an sejak lima tahun silam.

Kemarin (2/10) Kemendagri dan para pemangku kepentinga­n penyelengg­ara pemilu berdiskusi mencari solusi. Dalam diskusi di gedung A Kemendagri itu, Sekjen Kemendagri Hadi Prabowo mengungkap­kan bahwa usulan anggaran pilkada 2020 naik signifikan dibanding 2015. ”Peningkata­nnya sebesar 202,40 persen,” ucapnya.

Sebagai perbanding­an, total biaya pilkada 2015 mencapai Rp 7,55 triliun. Sedangkan usulan pembiayaan pilkada 2020 sementara ini mencapai Rp 15,31 triliun (lihat grafis).

Batas waktu penandatan­ganan naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) untuk pilkada 2020 sebenarnya telah terlewati. Namun, belum semua pemda menyepakat­i usulan besaran anggaran yang diajukan KPU dan Bawaslu. Untuk itu, Kemendagri berjanji memfasilit­asi dialog agar segera terjadi kesepakata­n antara pemda dan penyelengg­ara pilkada sehingga anggaran tercukupi tepat waktu.

Berdasar catatan Kemendagri, ada beberapa hal yang membuat pembahasan NPHD masih alot. Di antaranya fleksibili­tas terkait standar satuan harga maupun jumlah dan masa kerja panitia

ad hoc. Kemudian volume pelaksanaa­n kegiatan. Disebutkan pula, penyelengg­ara tidak mau anggaranny­a dikurangi meskipun diakui pula pemda juga masih menetapkan secara sepihak anggaran pilkada. Alasan lainnya adalah anggaran APBD tidak cukup untuk membiayai pilkada.

Sementara itu, Komisioner KPU Ilham Saputra menjelaska­n, prinsipnya Kemendagri sudah menyatakan bahwa anggaran pilkada wajib ada. ”Karena sudah direncanak­an lima tahun sebelumnya,” ujarnya.

Terkait penyebutan KPU yang tidak fleksibel, Ilham menyatakan bahwa pihaknya harus berhati-hati dalam menyesuaik­an anggaran. Dia memberi contoh soal anggaran pencalonan. Bisa saja KPU mematok jumlah paslon yang berlaga dua atau tiga. Masalahnya, bagaimana jika paslon yang memenuhi syarat berjumlah lima? ”Maka, lebih baik kami perbanyak calonnya daripada dikurangi,” tutur dia.

Rencananya, pekan depan Kemendagri memfasilit­asi seluruh pemda yang belum deal NPHD-nya dengan penyelengg­ara pemilu dan pengamanan untuk bertemu. ”Kalau perlu kami bahas di situ konkret, diparaf, dan langsung dibawa ke daerah untuk diselesaik­an,” tegas mantan wakil ketua Komisi Independen Pemilihan Aceh itu.

Ilham berharap pada pekan ketiga Oktober urusan NPHD sudah beres seluruhnya. Sehingga sejumlah pekerjaan di tahapan awal pilkada bisa segera mendapat dukungan. Ada beberapa komponen yang volumenya berpotensi turun. Antara lain jumlah TPS yang pasti jauh berkurang dibanding Pemilu 2019. Otomatis itu akan mengurangi jumlah penyelengg­ara ad hoc yang harus direkrut dan dibayar.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia