MASIH TEGANG DAN KURANG FOKUS
Penyebab Zohri Gagal di Kejuaraan Dunia
JAKARTA, Jawa Pos – Buat Lalu Muhammad Zohri, sprinter 19 tahun yang baru mentas dari level junior, tidak merebut medali Kejuaraan Dunia 2019 bukanlah sebuah kegagalan. Sangat wajar dia belum bisa bersaing dengan para juara dunia seperti Justin Gatlin dan Christian Coleman. Yang disayangkan, sebenarnya, pada
event tersebut dia tidak mampu mengeluarkan performa terbaik.
Seperti diberitakan, dalam lomba di Khalifa International Stadium, Doha, Qatar, Jumat malam lalu (27/9), Zohri gagal menembus semifinal. Bergabung dalam heat 6 bersama Coleman dan Yohan Blake, dia finis di posisi keenam. Catatan waktunya 10,36 detik. Coleman tidak hanya memenangi
heat tersebut. Dia juga akhirnya menjadi juara
dengan catatan 9,76 detik.
Zohri kecewa dengan hasil yang diperoleh. Pelari kelahiran Lombok Utara, 1 Juli 2000, itu mengungkapkan beberapa faktor yang membuat penampilannya tidak maksimal. Salah satunya, cuaca di Doha panas meskipun pertandingan digelar malam. Selain itu, waktu pemanasan yang dilakukan tidak optimal. ’’Tidak sesuai harapan,’’ sesal dia saat dihubungi kemarin.
Berada satu lintasan dengan juara dunia membawa dampak tersendiri bagi Zohri. Menurut dia, hal itu berbeda dengan saat tampil pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 di Tampere, Finlandia, tahun lalu. Zohri tampil tanpa beban. Saingannya juga berada di level yang sama. Saat itu dia berhasil menjadi juara dunia dalam waktu 10,18 detik.
Berbeda juga dengan saat terjun di Golden Grand Prix di Osaka Mei lalu. Meski satu line bersama peraih emas Olimpiade 2004 Justin Gatlin, dia nothing to lose. Eh, tanpa diduga, dia malah merebut tiket ke Olimpiade Tokyo 2020 berkat torehan waktu 10,03 detik.
Nah, di kejuaraan dunia lalu, Zohri sangat jauh dari catatan terbaiknya tersebut. Apakah dia masih terpengaruh cedera lutut yang pernah menimpanya Juni lalu? Zohri bilang tidak.
’’Mungkin lebih ke faktor psikologis sih,’’ ucapnya. ’’Kalau yang remaja, udah tahu lah sekuat apa lawan-lawannya dalam pertandingan. Mereka masih lari 10 detik. Untuk senior ini, ya masih tegang. Setelah 50 meter, mau mengejar juga berat sekali,’’ papar dia.
Hal itu dibenarkan oleh pelatih sprint pelatnas Eni Nuraini. Dia menceritakan, sebelum lomba memang ada kendala. Bus yang mengangkut mereka ke venue terlambat hingga 45 menit. Padahal, jarak antara hotel dan Khalifa International Stadium cukup jauh.
’’Kami tiba di stadion hanya satu jam sebelum pertandingan. Idealnya dua jam sebelumnya sudah persiapan. Jadi, pemanasannya pun terburu-buru,’’ papar Eni. ’’Itu yang membuat dia (Zohri, Red) nervous dan kurang fokus,’’ lanjut pelatih terbaik Asia tersebut.
Eni sudah bisa menduga hasil itu. ’’Prediksi saya, dia memang belum bisa memperbaiki waktunya yang 10,03 detik itu. Sekitar 10,25 detik lah saya kira. Karena kondisi dia memang menurun setelah dari Osaka,’’ jelas Eni.
Zohri kini menatap Olimpiade Tokyo 2020. Saat ini dia masih libur di kampung halamannya. Setelah itu, Zohri kembali ke pelatnas. Tahun ini tidak ada kejuaraan lain lagi yang dia ikuti. Dilihat dari hasil kejuaraan dunia, Zohri akan masuk program penguatan fisik.
’’Selanjutnya masih melihat kalender event yang ada,’’ jelas Eni. ’’Nanti dikirim ke kejuaraan yang lebih tinggi, misalnya Diamond League atau ke Eropa tahun depan. Nanti dilihat dulu,’’ janji dia.