Jawa Pos

Berat, tapi Harus Dicoba

-

NAMA Zhang Nan dan Liu Cheng pernah sangat ditakuti. Zhang merupakan kolektor dua medali emas Olimpiade dan empat gelar juara dunia. Baik itu dari sektor ganda putra maupun campuran. Sementara itu, Liu adalah juara dunia 2017 ketika berpasanga­n dengan Zhang Nan.

Tahun ini keduanya dipisah. Zhang berpartner dengan juniornya yang berusia 25 tahun, Ou Xuanyi. Liu, 27, berpasanga­n dengan Huang Kaixiang, 23. Karena masih baru, Zhang/Ou dan Liu/Huang sepanjang tahun ini aktif mengikuti banyak turnamen di BWF World Tour. Termasuk bermain di level keenam, BWF Super 100. Zhang/ Ou meraih dua gelar. Yakni, pada Akita Masters dan Belarus Internatio­nal. Sementara itu, Liu/Huang tidak terlalu bersinar. Capaian terbaik mereka hanyalah semifinal Akita Masters.

Meski begitu, dua pasangan tersebut tetap mengejar banyak turnamen. Setelah dari Indonesia Masters, mereka akan terbang ke Dutch Open (super 100) dan Denmark Open (super 750).

Liu menjelaska­n, tujuan besarnya ngebut mengikuti banyak turnamen adalah mengejar tiket Olimpiade Tokyo 2020. ’’Semua orang ingin ikut turnamen itu. Saya juga ingin agar partner saya bisa berkembang,’’ ucapnya.

Kualifikas­i menuju Tokyo 2020 masih berlangsun­g sampai 30 April 2020. Kalau menempati ranking delapan besar, pasangan Tiongkok itu berhak lolos di pesta olahraga empat tahunan tersebut.

Saat ini Zhang/Ou masih berada di peringkat ke-50 dunia. Liu/ Huang berada di posisi lebih rendah lagi, yakni ke-56. ’’Memang poin kami masih sangat jauh. Ranking kami jauh di bawah. Secara realistis memang sangat berat,’’ kata Zhang. ’’Tapi, tahun depan masih ada beberapa pertanding­an yang diikuti. Semuanya bisa saja terjadi,’’ tandas peraih emas Olimpiade London 2012 dan Rio 2016 tersebut.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia