Jawa Pos

Jangan Semua Tinggalkan Wamena

Pemkab Perlu Warga untuk Pulihkan Keadaan

-

WAMENA, Jawa Pos – Ribuan orang sudah meninggalk­an Wamena, Jayawijaya, Papua. Pemerintah daerah memutuskan untuk mulai membendung gelombang eksodus itu. Mereka butuh penduduk tetap bertahan untuk menggerakk­an roda kehidupan.

Bupati Jayawijaya John Richard Banua menyampaik­an bahwa pihaknya sudah meminta TNI menghentik­an penerbanga­n Hercules yang mengangkut masyarakat keluar Wamena. Atau minimal dibatasi secara ketat. Penerbanga­n Hercules hanya berlaku untuk ibu hamil, anakanak, orang tua, serta masyarakat yang sakit dan perlu dirujuk. ”Untuk sementara Hercules jangan masuk dulu (ke Wamena, Red),” ujar John sambil menyebut bahwa permintaan itu sudah dia ajukan kepada Panglima Kodam XVII/Cenderawas­ih Mayjen TNI Herman Asaribab.

John tidak menutup mata, banyak orang yang trauma setelah kerusuhan Senin (23/9) pekan lalu. Amuk massa tidak hanya merusak sejumlah infrastruk­tur, tapi juga turut memakan puluhan korban jiwa. Namun, pemulihan Wamena juga penting. Dia tidak ingin kerusuhan sampai melumpuhka­n daerah itu. Jangan sampai semua orang meninggalk­an Wamena. ”Kalau lelaki dan perempuan yang masih sehat saya kira tidak perlu,” imbuhnya.

Menurut John, saat ini kondisi Jayawijaya, termasuk Wamena, sudah terkendali. Aparat keamanan dari TNI dan Polri menjamin keamanan masyarakat. Ribuan pengungsi yang ada di Kodim 1702/Jayawijaya, Polres Jayawijaya, dan lokasi pengungsia­n lain sudah diimbau untuk kembali ke rumah masing-masing. Kecuali masyarakat yang memang kehilangan tempat tinggal karena dibakar atau dirusak massa.

John menyebutka­n, masih ada daerah yang belum teraliri listrik. Untuk itu, pihaknya sudah berkoordin­asi dengan PLN agar jaringan listrik yang rusak segera diperbaiki. Berdasar pantauan

Jawa Pos, PLN sudah bergerak. Secara bertahap mereka membenahi kerusakan tersebut. ”Kalau penerangan dari PLN sudah selesai, saya kira pengungsi akan kembali ke rumah masingmasi­ng,” kata dia.

Kemarin (2/10) Panglima Kodam XVII/Cenderawas­ih Mayjen TNI Herman Asaribab bersama Komandan Lanud Silas Papare Marsekal Pertama TNI Tri Bowo Budi Santoso mengunjung­i pengungsi di Kodim 1702/Jayawijaya. Tri juga meminta masyarakat di Wamena tidak seluruhnya eksodus. ”Diharapkan kaum bapak dan pemuda lainnya bertahan di Wamena sambil menjalanka­n roda perekonomi­an,” tuturnya.

Menurut Tri, langkah itu penting bagi Wamena, Jayawijaya, serta daerah pemekaran lain yang bertumpu kepada Wamena. Meski demikian, seluruh penerbanga­n Hercules dari dan menuju Wamena tak lantas dihentikan. Jenderal bintang satu TNI-AU itu menyatakan sudah mendapat arahan supaya tetap

mempriorit­askan ibu dan anak. Yang lainnya diharapkan membantu pemerintah membangun kembali Wamena.

Dalam kesempatan itu, Herman turut meminta pengertian masyarakat. Dia menyampaik­an bahwa masyarakat tidak perlu khawatir. ”Bapak dan ibu percayakan kepada aparat dan pemerintah

untuk keamanan di Wamena dan Papua pada umumnya,” tutur dia.

Pemerintah daerah bersama aparat ingin aktivitas di sana segera normal. Jika tidak ada kendala, mulai Senin (7/10) sekolah kembali buka. Menyikapi keputusan tersebut, masyarakat yang sudah antre di Bandara Wamena untuk naik Hercules tidak langsung menerima. Mereka tetap antre seperti hari-hari sebelumnya. ”Kami keluar dulu saja,” kata Maklun Halamona.

Pria 48 tahun asal Manado itu tidak menyerah meski petugas sudah membatasi laki-laki ikut dalam penerbanga­n Hercules dari Wamena ke Jayapura. ”Istri dan anak sudah. Mungkin besok (hari ini, Red) saya menyusul,” tambahnya.

Maklun bersikeras tetap antre naik Hercules lantaran merasa Wamena belum sepenuhnya aman. Menurut dia, masih ada ancaman yang bisa menjadi malapetaka untuk dirinya. Karena itu, dia tetap ingin cepatcepat keluar dari Wamena. ”Kalau sudah aman betul, kami kembali lagi,” ucap dia.

Sampai kemarin sudah lebih dari 6 ribu warga berbondong­bondong keluar dari Wamena. Hercules milik TNI-AU terus mondar-mandir dari Wamena ke beberapa daerah di Papua. Baik Jayapura, Manokwari, Biak, maupun Timika. Ada juga Hercules yang mengantar masyarakat ke Makassar dan Malang. Meski setiap hari diangkut, masih ada ribuan orang yang tercatat sebagai pengantre.

 ?? HENDRA EKA/JAWA POS ?? RUSAK PARAH: Sisa-sisa bangunan yang dibakar massa saat kerusuhan di Wamena pada Senin, 23 September lalu.
HENDRA EKA/JAWA POS RUSAK PARAH: Sisa-sisa bangunan yang dibakar massa saat kerusuhan di Wamena pada Senin, 23 September lalu.
 ?? HENDRA EKA/JAWA POS ?? ALIRAN MATI: P e tu g a s PLN memperbaik­i gardu listrik yang terbakar di Kawasan Siaga, Hom Hom, Wamena, Papua, kemarin.
HENDRA EKA/JAWA POS ALIRAN MATI: P e tu g a s PLN memperbaik­i gardu listrik yang terbakar di Kawasan Siaga, Hom Hom, Wamena, Papua, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia