Jawa Pos

Sulastri Batal Operasi

-

SULASTRI senang bukan kepalang ketika Selasa lalu melalui anaknya, Ita Susanti, ditelepon pihak RS Mata Undaan. Petugas yang menelepon mengatakan, ibu 73 tahun itu bisa mendapatka­n penanganan operasi katarak mata kemarin (2/10). Operasi kali ini merupakan yang ketiga. Sebelumnya, dia pernah menjalani operasi katarak dan operasi pengangkat­an daging tumbuh.

Di ujung telepon, petugas mengatakan bahwa Sulastri harus datang ke RS pagi-pagi. Yakni, pukul 06.00 agar bisa mempersiap­kan berkas, data, dan menjalani pemeriksaa­n praoperasi.

Sesuai instruksi petugas, Sulastri tiba di RS sebelum pukul 06.00. Dia ditemani Ita

J

Sesampaidi­sana,anakperemp­uan Sulastriit­umengisifo­rmulirkese­diaan operasi dan mengurus berkas-berkas persyarata­n. Serangkaia­n pemeriksaa­n pun dijalani Sulastri. Misalnya, cek tekanan darah.

”Ibu saya sudah diberi obat tetes mata yang kata dokter biasanya diberikan sebelum operasi,” papar Ita. Bagian kening juga diberi penanda lokasi yang akan dibedah. Sementara itu, petugas menjanjika­n Sulastri akan dioperasi pada pukul 13.00.

Setelah semua persiapan beres, ibu-anak itu hanya perlu menunggu. Mereka pun tak beranjak dari RS, khawatir sewaktu-waktu dipanggil petugas untuk melengkapi berkas atau ada informasi lain. Benar saja, pukul 10.00 Ita dipanggil petugas. Tetapi, bukan panggilan operasi yang mereka dapat. ”Mereka bilang kalau kartu JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat, Red) milik ibu sudah dinonaktif­kan dan tidak bisa digunakan,” tutur perempuan 35 tahun itu.

Ita mengeluh dan bertanya mengapa itu bisa terjadi. ”Kok tidak ada pemberitah­uan? Kenapa dadakan begini?” protesnya. Terlebih ibunya sudah mematuhi untuk datang ke RS pukul 06.00 dan mempersiap­kan seluruh berkas.

Namun, petugas hanya berkata bahwa kartu JKN-KIS Sulastri dinonaktif­kan sejak Selasa (1/10). Ita tidak mendapatka­n informasi soal kelanjutan operasi katarak mata ibunya. Operasi pun tidak jadi dilakukan.

Kecewa. Mau tidak mau, Sulastri dan Ita pulang dengan tangan hampa. Ita menumpahka­n kekecewaan­nya di media sosial. ”Kalau memang sudah dinonaktif­kan, kenapa tidak diberi tahu sejak awal waktu ibu saya antre pukul 06.00?” Begitu potongan status dari pemilik akun Ita Sukrisno itu. ”Seharusnya kalau memang tidak aktif lagi, ada pemberitah­uan dari awal. Apalagi ini yang sakit orang tua,” ucapnya penuh kekesalan kemarin.

Kepada Jawa Pos, dia menyatakan tidak pernah mendapatka­n pemberitah­uan dari pihak kelurahan atau RT bahwa kartu JKNKIS milik ibunya sudah tidak aktif. ”Minggu lalu ketika konsultasi ke dokter, kartu masih bisa dipakai. Tadi pagi (kemarin, Red) juga masih bisa dipakai,” ucap Ita.

Ibu-anak yang tinggal di Jalan Kenjeran Lebak Permai tersebut pulang dengan kesal. Perasaan getun masih tak terbendung hingga mereka kembali ke rumah. Sementara itu, mereka juga tidak tahu cara mengaktifk­an kembali kartu JKN-KIS.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia