Jawa Pos

Enam Motor Amblas tanpa Jejak Blas

- Dua Ketua dari FPDIP dan FPAN, Satu Gagal Terbentuk

SIDOARJO, Jawa Pos – Para kriminal semakin brutal. Seakan tidak takut sama sekali tertangkap petugas, mereka beraksi kapan saja dan di mana saja. Pelaku menggasak enam sepeda motor di Sedati dan Kota Sidoarjo dalam sehari. Tak ada jejak.

Rabu dini hari (2/10) alap-alap motor mengobok-obok koskosan di kawasan Sedati Agung II. Empat motor raib sekaligus. Antara lain, tiga Honda Vario nopol W 2960 CB, S 6963 MA, dan L 4535 YX. Satu lagi Honda Beat bernopol W 3053 BK.

Muhammad Diki Firdaus, korban, memperkira­kan pencurian terjadi pukul 01.00–04.00. Dia sempat begadang di kamar kos. ”Ngerjakan tugas bareng teman,” ucapnya.

Lalu, sekitar pukul 01.00, Diki mengantar temannya pulang lewat pintu gerbang seperti biasa. ”Saya cek garasi. Motor masih lengkap,” ujarnya. Dia kembali ke kamar untuk tidur.

Dia terlelap hanya tiga jam. Sekitar pukul 04.00, mahasiswa yang nyambi kerja itu bangun, mandi, dan hendak berangkat kerja. Dia mendapat sif pagi. Gerbang sudah terbuka. ”Mau berangkat buru-buru. Motor sudah hilang,” keluhnya. Diki heran. Tidak ada jejak apa pun di lokasi. Penghuni kos lain juga tidak tahu sama sekali.

Kapolsek Sedati AKP Inggal Widya Perdana mengatakan, insiden itu belum bisa dipastikan murni curanmor atau ada orang dalam kos yang terlibat. ”Mohon waktunya (untuk menyelidik­i),” jelasnya.

Saat petugas melakukan olah TKP, tidak ditemukan jejak pelaku sama sekali. Belum ada petunjuk. ”Yang jelas, pelaku paham betul seluk-beluk lokasi. Termasuk jam aman saat beraksi,” tuturnya.

Selain Sedati, dua motor lain hilang di Kota Sidoarjo pada Selasa (1/10). Honda Vario AB 6319 GQ milik Mustofa Arief raib dalam hitungan menit. Yakni, tidak sampai lima menit. Ditinggal menjemput di sekolah, motornya sudah hilang. ”Padahal sudah dikunci setir,” keluhnya. Parkirnya sekitar pukul 10.00 di samping TK Aisyah Muhammadiy­ah Sidoarjo.

Satu motor lain yang hilang adalah Honda Beat W 5282 UC milik Yunita Dwi Anggraini. Motor tersebut hilang di dekat makam keluarga, Jalan Kombespol M. Duryat, sekitar pukul 16.00. ”Baru selesai nyekar ke makam nenek, mau kuliah. Eh, motor sudah hilang,” ungkapnya. Dua peristiwa itu sudah dilaporkan ke Mapolresta Sidoarjo.

SIDOARJO, Jawa Pos - ”Pertarunga­n” strategi mewarnai dinamika politik dalam tubuh DPRD Sidoarjo. Kekuatan fraksi-fraksi berhadapan saat lobi-lobi menentukan tiga pimpinan panitia khusus (pansus). Fraksi PKB tidak dapat posisi ketua.

Adu strategi sudah terlihat saat pimpinan DPRD hendak mengadakan rapat paripurna pada pukul 13.00. Namun, para anggota DPRD protes keras. Sebab, rapat paripurna itu tidak teragendak­an oleh badan musyawarah (bamus).

Ketua DPRD Usman menanggapi protes itu. Akhirnya, rapat bamus diadakan dadakan. Pertemuan tersebut dihadiri pimpinan DPRD dan ketua fraksi. Perdebatan terjadi. Anggota Bamus Wisnu Pradono meminta pimpinan dewan membagikan surat permohonan KPBU dari pemkab. ’’Agar bisa kami pelajari,’’ ujarnya.

Usman ternyata menolak. Dia bersikukuh melanjutka­n agenda rapat paripurna. ’’Keputusan menolak atau menerima KPBU di pansus,’’ katanya.

Rapat paripurna pun berjalan. Pertemuan dimulai pukul 16.00. Usman membacakan nama-nama anggota yang masuk pansus. Ada tiga pansus yang dibentuk. Yakni, pansus barang milik daerah, RTRW, dan KPBU. Setiap pansus diisi 15 anggota. Perinciann­ya, Fraksi PKB 5 orang, PDIP 3 orang, PAN-PPP 2 orang, dan Gerindra 2 orang. Tiga fraksi lain, yaitu PKS, Golkar, serta Nasdem-Demokrat masing-masing 1 perwakilan.

Tahap berikutnya adalah pemilihan pimpinan pansus. Pemilihan dilakukan dengan melibatkan semua anggota. Bagaimana hasilnya? Fraksi PKB kewalahan. Di antara tiga pansus, legislator

Pansus RTRW

Seluruh anggota sepakat memilih Tarkit Erdianto dari PDIP. Wakil Pansus Dhamroni Chudlori Tidak ada perdebatan. Anggota FPKB juga setuju.

Pansus Barang Milik Daerah (BMD)

Seluruh anggota memilih Adhi Samsetyo dari PAN.

Wakil Ketua Pansus Sudjalil PDIP

Pansus KPBU

Terjadi perdebatan panjang. Usman memimpin pembentuka­n pansus. Usman menelepon seluruh ketua fraksi.

Bangun Winarso protes, meminta agar tidak ada intervensi. Pemilihan berjalan dengan dua paket pimpinan. Hasilnya, dua paket sama-sama mendapatka­n tujuh suara. Satu anggota abstain. asal PDIP dan PAN justru unggul.

Pansus RTRW dipimpin Tarkit Erdianto dari PDIP. Prosesnya mulus. Cukup lewat musyawarah mufakat, Tarkit dipilih menjadi ketua. Wakilnya adalah Dhamroni Chudhori dari PKB. Pansus barang milik daerah diketuai Adhi Samsetyo dari PAN. Pemilihann­ya pun lancar. Wakil ketua pansus Sudjalil dari PDIP.

Yang dramatis adalah pemilihan pimpinan pansus KPBU. Adu strategi benar-benar canggih. Sampai terjadi voting. Saat hendak voting pun, muncul dua formula. Pertama, paket Abdillah Nasih dan Wisnu Pradono (PKB-PDIP). Kedua, paket Wisnu Pradono dan Bangun Winarso (PDIP-PAN). Sebanyak 15 anggota pansus menggunaka­n hak mereka. Hasil voting di luar dugaan. Suara dua paket tersebut draw. Masingmasi­ng memperoleh tujuh suara. Satu anggota lain abstain. Pembentuka­n pansus gagal.

Apa reaksi Usman? Dia menyatakan, pansus KPBU batal terbentuk. Sebab, pansus gagal memilih pimpinan. ’’Ditunda paripurna depan,’’ ucapnya.

 ??  ??
 ??  ??
 ?? DIMAS MAULANA/JAWA POS ?? MUNDUR-MUNDUR: Suasana ruang rapat paripurna yang akan membahas pembentuka­n tiga pansus di DPRD Sidoarjo kemarin.
DIMAS MAULANA/JAWA POS MUNDUR-MUNDUR: Suasana ruang rapat paripurna yang akan membahas pembentuka­n tiga pansus di DPRD Sidoarjo kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia