Dihukum 10 Tahun, Dimaafkan Adik Korban
Ketika pulang kerja akhir Desember 2018, Amber Guyger sedang asyik bertukar pesan dengan TTM (teman tapi mesra)-nya. Sheriff Dallas itu tak menyangka hidupnya bakal berubah 180 derajat ketika membuka pintu apartemen.
BRANDT Jean duduk di kursi saksi ruang pengadilan untuk memberikan tanggapan. Dia melihat bahwa pembunuh Botham Jean, kakak kandungnya, dihukum sepuluh tahun penjara.
Brandt gugup. Kalimat yang sama diucapkan berulang-ulang. Sesekali, kerah kemeja ungu yang mencekik lehernya dilonggarkan.
Meski begitu, dia masih menyentuh hati hadirin yang berada di sidang putusan Rabu lalu. ”Saya seharusnya tidak mengatakan ini di depan keluarga saya. Tapi, saya tidak ingin kamu ke penjara,” ungkap dia seperti yang dilansir The Guardian.
Brandt tahu. Biasanya kata terakhir dari keluarga korban adalah harapan agar pelaku bisa membusuk di penjara. Namun, remaja 18 tahun itu merasa hal tersebut akan bertentangan dengan keinginan mendiang kakaknya.
JBrandt berjalan ke sisi kursi terdakwa. Tapi, seorang perempuan bergegas mendatangi Brandt dan memeluknya. Dia menangis sejadinya. Ya, perempuan tersebut merupakan Amber Guyger. Dialah pembunuh Botham di kompleks apartemen wilayah pusat Kota Dallas akhir tahun lalu.
Amber menembak dada kiri Botham bukan atas motif dendam, benci, atau uang. Pembunuhan adalah kecelakaan yang nyaris menggelikan. Namun, ada isu di balik kasus tersebut yang memancing kemarahan komunitas kulit hitam di AS.
”Saya tidak ingin merenggut nyawa tidak bersalah. Dan saya minta maaf,” kata Guyger.
Malam itu Guyger baru saja pulang. Selama 14 jam dia berada di lapangan sebagai sheriff Dallas. Dia baru saja menyusuri lorong menuju apartemennya dengan nomor 1378. Tiba di depan pintu, raut wajahnya mengeras. Pintu apartemennya tak terkunci.
Dia langsung memegang pistol. Saat itu dia masih mengenakan seragam aparat lengkap dengan semua peralatan. Di ruang tamu, dia menemukan sesosok pria berkulit hitam duduk menonton TV sambil makan es krim. Entah apa yang dipikirkan, perempuan 31 tahun tersebut langsung menarik pelatuk dan menembak.
”Saya pikir ini apartemen saya. Ya Tuhan,” ujar Guyger kepada operator saluran darurat, menurut CNN.
Guyger tak mengecek bahwa apartemen yang dimasukinya itu sebenarnya bernomor 1478. Beda satu lantai dengan apartemennya. Pria yang ditembak merupakan penghuni apartemen tersebut, Botham Jean.
Selama menunggu petugas, dia terus meminta Botham agar tetap sadar. Namun, apa daya, luka di dada kiri Botham membuatnya tak bisa bertahan.
Pengacara Guyger mengatakan itu adalah kesalahan fatal. Dia meminta juri memberikan hukuman ringan atas pembunuhan yang tidak disengaja. Namun, jaksa berkata lain. Dia mengatakan bahwa Guyger seharusnya memastikan apakah benar lokasi itu apartemennya. Dia juga seharusnya meminta bantuan sebelum langsung menembakkan senjata.