Jawa Pos

PENGOPERAS­IAN TOL LAUT 2019

- Perlu Libatkan Swasta Garap Rute

SURABAYA, Jawa Pos – Tol laut dinilai belum maksimal dalam menekan disparitas harga meski sudah berjalan lima tahun. Harga komoditas di daerah, terutama di wilayah timur Indonesia, masih mahal. Karena itu, dibutuhkan pembenahan secara menyeluruh, baik dari pengangkut­an, pelabuhan, transporta­si laut, maupun pengiriman komoditas ke pasar setelah sampai di daratan.

Ketua DPP Indonesian National Shipowner’s Associatio­n (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, biaya logistik dari industri pelayaran hanya menyumbang sekitar 19 persen. Sisanya disumbang biaya gudang, penumpukan barang di pelabuhan, dan ekspedisi. Biaya yang dihabiskan untuk pelayaran sudah sangat murah. Namun, masyarakat masih kurang mendapat keuntungan dengan adanya tol laut.

”Yang diuntungka­n dari tol laut adalah ekspedisi. Misalnya, yang biasanya bayar Rp 20 juta, mereka bayar hanya Rp 8 juta. Seharusnya kan masyarakat yang diuntungka­n, tapi ekspedisin­ya yang makin kaya. Ini perlu dievaluasi,” katanya di Surabaya kemarin (3/10).

Dia juga meminta dalam penentuan rute tol laut, perusahaan pelayaran swasta lebih diberikan kesempatan. Selama ini terjadi tumpang-tindih antara kapal yang digunakan untuk tol laut dan kapal nasional. ”Kami minta rute (pelayaran) yang dibuka ditawarkan dulu kepada kami, setelah itu baru tawarkan pada Pelni dan BUMN lainnya,” tegasnya.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Hubla Kementeria­n Perhubunga­n Wisnu Handoko mengungkap­kan, pihaknya akan lebih memerinci agar tidak ada yang tumpang-tindih. ”Bagaimana program tol laut ini tidak boleh mematikan perusahaan swasta. Ini nanti kami atur,” katanya. Tahun depan pemerintah membuka 22 rute tol laut dan 113 rute kapal perintis.

Sementara itu, laju urbanisasi di Indonesia ternyata masih berada dalam level yang rendah. World Bank menyebutka­n, Indonesia belum mendapatka­n banyak manfaat dari urbanisasi. Sebab, setiap perpindaha­n 1 persen, penduduk Indonesia dari desa ke kota besar hanya menaikkan 1,4 persen PDB per kapita. Jumlah itu terbilang kecil jika dibandingk­an dengan negara-negara lain. Tiongkok, misalnya, mampu mendorong 3 persen PDB per kapita dari persentase pertumbuha­n urbanisasi 1 persen.

Global Director, Urban, Resilience & Land World Bank Sameh Wahba mengatakan, potensi urbanisasi yang terjadi ke depan harus dikelola dengan baik. trayek, terdiri atas hub dan feeder 11 penugasan, 7 trayek hasil lelang

 ??  ??
 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? PANGKAS DISPARITAS: Kapal tol laut melakukan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
FRIZAL/JAWA POS PANGKAS DISPARITAS: Kapal tol laut melakukan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
 ?? MUHAMAD ALI/JAWA POS ?? BAHAS ODOL: Budi Setiadi (dua dari kiri) bersama Ernando Demily (kanan) serta Kasubdit Pengawalan dan Patroli Jalan Raya Korlantas Polri Kombespol Bambang Sentot Widodo (dua dari kanan) di Jakarta kemarin (3/10).
MUHAMAD ALI/JAWA POS BAHAS ODOL: Budi Setiadi (dua dari kiri) bersama Ernando Demily (kanan) serta Kasubdit Pengawalan dan Patroli Jalan Raya Korlantas Polri Kombespol Bambang Sentot Widodo (dua dari kanan) di Jakarta kemarin (3/10).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia