Polda Bongkar Modus Pencurian Baru
17 Pelaku Dicokok dalam Operasi Sikat Semeru
SURABAYA, Jawa Pos – Sebanyak 17 kasus terungkap saat Operasi Sikat Semeru 2019. Dari operasi tersebut, 17 orang ditetapkan tersangka di tujuh tempat kejadian perkara. Yakni, Sidoarjo, Lumajang, Jember, Pasuruan, Mojokerto, Trenggalek, dan Banyuwangi.
Para tersangka dikeler kemarin di halaman Ditreskrimum Polda Jatim. Hasilnya, beberapa nama menjadi pelanggan tetap setiap ada operasi tersebut. Salah satunya, Nanang.
Pria asal Pasuruan itu merupakan spesialis gendam di wilayah Pasuruan. Pria dengan hiasan tato di kaki dan perawakan bertubuh besar tersebut paling sering keluar masuk penjara.
Dia ahli dalam ilmu gendam. Setiap aksinya, dia dapat membawa banyak barang. Targetnya pun tidak hanya satu. ”Ini perhiasan dan uang hasil kejahatannya yang kami tangkap saat di Pasuruan,” kata Kasubdit III Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Leonard M. Sinambela kemarin.
Leo pun meminta Nanang mempraktikkan aksi gendamnya. Dia tampak komat-kamit dengan mantra yang dimilikinya. Dengan cara itu, beberapa emas berhasil diraih dari tangan korban.
Menurut Leo, sudah kali ketiga Nanang tertangkap. Wajahnya pun tampak tak asing bagi beberapa penyidik Polda Jatim. ”Paling pengalaman ini, sekali lagi tak bikin kapok kamu,” tutur Leo.
Selain kejahatan jalanan gendam yang dilakukan Nanang, banyak tersangka dengan modus baru. Salah satunya, kasus pencurian mobil dengan modus sewa. ”Memang operasi ini menyasar kejahatan jalanan,” tambahnya.
Perwira dengan dua melati di pundak tersebut menyatakan, modus baru itu adalah menyewa kendaraan milik korban. Kemudian, mobil korbannya dipasang dengan alat GPS. Tujuannya, menghilangkan jejak GPS-nya. ”Paling baru itu modus tersebut,” ujarnya.
Bukan hanya itu, Leo menambahkan, ada peningkatan kasus. Pada 2018, hanya ada 14 kasus. Sementara itu, barang hasil curiannya juga cukup banyak. Yakni, 11 unit mobil dirampas dari tersangka hasil Operasi Sikat Semeru 2019.
NGANJUK, Jawa Pos – Jalur Surabaya–Solo kembali memakan korban. Dua pemuda yang berboncengan dengan sepeda motor tertabrak bus Sugeng Rahayu di Dusun Ngrajek, Desa Sambirejo, Tanjunganom, kemarin. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Surabaya itu tewas di tempat kejadian perkara (TKP) setelah sempat terseret puluhan meter.
Kecelakaan maut tersebut terjadi sekitar pukul 06.10. Kejadian berawal saat Supriyanto, 19, asal Desa Godean, Loceret, yang mengendarai Honda Revo melaju dari barat. Pemuda yang memboncengkan Sofa Erman, 19, asal Desa Balongrejo, Berbek, itu hendak ke Surabaya.
Di saat bersamaan, dari timur, melaju bus Sugeng Rahayu bernopol W 7015 UZ. ’’Bis banter (bus melaju kencang, Red),’’ ujar Karti, 34, salah seorang saksi.
Bus yang dikemudikan Subchan, 38, asal Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan, Jombang, tersebut diduga hendak menyalip kendaraan di depannya. Bodi bus pun ke kanan. Keluar dari jalur.
Padahal, di TKP ada markah tak terputus alias dilarang menyalip. Tabrakan pun tak terhindarkan. Braaaaak! Bodi kanan depan bus menabrak motor bernopol AG 2134 WZ yang dikemudikan Supriyanto.
Benturan keras tersebut membuat warga di sekitar TKP berlarian keluar. Termasuk Karti yang bekerja sebagai penjaga warung di dekat lokasi kejadian. Saat itu dia melihat motor dalam kondisi ringsek dan masuk ke kolong bus.
Setelah terjadi benturan, bus tidak langsung berhenti. Akibatnya, motor tersebut terseret hingga puluhan meter, sedangkan korban terpelanting ke sisi utara dengan jarak sekitar 30 meter. ’’Korbannya sudah tidak bergerak sama sekali,’’ lanjut Karti.
Menurut dia, bus baru berhenti setelah motor terseret sekitar 93 meter. Saat itu kondisi motor yang berada di kolong bus mulai terbakar. Untung, sebelum api membesar, bus berhasil mundur sehingga tidak turut terbakar. ’’Api di motor langsung membesar. Mengepul hitam,’’ sambung Suwito, 62, saksi lainnya.
Melihat api semakin besar, warga langsung panik. Mereka mengambil air dengan ember dan disiramkan ke motor nahas tersebut. Si jago merah dapat dijinakkan dalam waktu 30 menit. Warga lantas menepikan motor yang sudah hangus dan tinggal rangka besi itu.
Anggota Satlantas Polres Nganjuk yang tiba di TKP langsung mengevakuasi korban kecelakaan. Dua pemuda yang mengalami luka parah di kepala tersebut dibawa ke RSUD Nganjuk, sedangkan motor nahas mereka diamankan di Polsek Warujayeng.
Sementara itu, bus yang rusak di bagian bodi depan diamankan di Satlantas Polres Nganjuk. ’’Untuk sementara, sopir bus (Subchan, Red) juga kami amankan. Kami akan mengumpulkan berbagai keterangan untuk melengkapi berkas pemeriksaan,’’ tutur Kanitlaka Satlantas Polres Nganjuk Ipda Sugino saat dimintai konfirmasi oleh Jawa Pos Radar Nganjuk.
Ditanya penyebab kecelakaan maut kemarin, Gino menduga bus tersebut berusaha menyalip kendaraan. Namun, dia membantah kabar beredar yang menyatakan rem bus blong. ’’Ada bekas pengereman yang ditemukan petugas,’’ tandas perwira dengan pangkat satu balok di pundak itu.