Pengukuhan Jhukong sebagai Ikon Bawean
GRESIK, Jawa Pos – Langit sore Pantai Labuhan, Tanjung Ori, Tambak, Bawean, sungguh memukau. Puluhan yacht atau perahu layar cepat yang terparkir di tepi Pantai Labuhan kemarin sore (3/10) makin menambah kemolekan panorama alam di pulau berjarak 80 mil dari Gresik itu.
Puluhan yacht tersebut merupakan peserta Wonderful Sail to Indonesia (WSTI). Mereka datang dari berbagai negara. Bukan hanya puluhan, rencananya ada ratusan
yacht yang menyusul bergabung. Sore nanti (4/10) para yachter –sebutan pengemudi
yacht– akan dijamu tim Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Pemkab Gresik dalam acara welcome party.
Pemandangan langka itu pun membuat banyak warga Bawean datang ke pantai. Sepanjang pantai penuh kendaraan roda dua. Mereka melihat kapal-kapal tersebut dari atas motor sambil mengabadikannya dengan smartphone. Ada pula anak-anak yang bermain di tepi pantai. Mencari kepompong. Airnya begitu jernih. Dengan mata telanjang pun, dasar pantai tampak jelas.
Jawa Pos pun mendatangi salah seorang yachter bernama Caroline. Warga negara Skotlandia itu mengaku merapat di Pantai Labuhan bersama dengan tiga rekannya. Dia menuturkan baru kali pertama ke Pulau Bawean. Rencananya, dia tinggal selama tiga sampai empat hari di Bawean.
Caroline pun terkesan dengan Bawean. Termasuk sajian kulinernya. Kemarin sore dia mengaku membeli mi dan nasi goreng. ’’This is perfect. I love it,’’ ucapnya sambil mengecup jarinya dengan bibir. Dia antusias mengikuti WSTI. Sebab, banyak budaya lokal yang akan diperkenalkan. Sejauh ini dia memang belum tahu banyak karena baru keliling di sekitar Pantai Labuhan saja.
WSTI adalah agenda promosi wisata bahari tahunan di tanah air yang diselenggarakan Kemenpar. Nah, salah satu wilayah yang menjadi jujukan adalah Pulau Bawean. Selama di Bawean, selain dijamu kuliner dan budaya khas Bawean, para turis diajak berkeliling ke tempat-tempat wisata. Salah satunya, tempat penangkaran rusa Bawean yang menjadi maskot Asian Games 2018.
Dalam agenda tahun kedua ini, para wisatawan juga mendapatkan suguhan atraksi jhukong. Yakni, perahu bercadik tradisional Bawean berbahan kayu dengan bentuk yang khas. Cadik tersebut dibuat dari bambu yang melengkung. Bentuk itu menjadikan jhukong mempunyai daya tahan terhadap gelombang laut.
Untuk membuat jhukong, dibutuh keahlian khusus yang merupakan warisan dari generasi ke generasi. ’’Pada WSTI ini juga akan dilaksanakan kesepakatan dan pengukuhan jhukong sebagai ikon perahu nelayan tradisional Bawean. Sesuai jadwal, dilaksanakan Sabtu (5/10),’’ kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Gresik A.H. Sinaga.