Butuh IPAL di Tempat Pemotongan Ayam
SIDOARJO, Jawa Pos – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo mengeluarkan hasil uji lab terkait limbah pemotongan ayam di Pasar Taman. Ternyata, kualitasnya tidak memenuhi baku mutu. Air yang terbuang mencemari lingkungan. Baik di titik hulu maupun hilir.
Kabid Penataan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLHK Sidoarjo Luh Yuni Areni menyampaikan, pihaknya mengambil dua sampel air limbah di bagian hulu dan hilir. Menurut dia, bagian hulu sudah tercemar. ’’Kalau di upstream (hulu) sudah jelek, downstream (hilir) tambah parah lagi,’’ ujarnya.
Terbukti, buangan limbah mengalir ke sungai kecil dekat permukiman. Tanpa ada penyaringan. Hal itu menimbulkan aroma tidak sedap. Belum lagi, limbah tersebut organik sehingga mendatangkan banyak lalat. Apabila kotoran itu terlalu lama mengendap, akan muncul belatung. ’’Kebersihan tidak dikendalikan dengan baik,” ucapnya.
Menurut Luh, lokasi pemotongan terlalu dekat dengan sungai. Saat dipotong, kotorannya langsung mengalir ke saluran pembuangan. ’’IPAL (instalasi pengolahan air limbah) belum ada. Pihak pasar harus segera membuat itu. Kalau tidak, pencemaran lingkungan akan terus terjadi,” terangnya.
Kabid Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo Nawari mengatakan, tempat pemotongan ayam di Pasar Taman memang ada. Dan, limbahnya terbuang begitu saja. ’’Sempat disinggung. Kami masih evaluasi,” ungkapnya.
Ke depan, lanjut Nawari, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Sidoarjo terkait pemotongan unggas. ’’Pernah mau dipindahkan ke RPH (rumah potong hewan) Krian. Pedagang sini protes lantaran kejauhan,” katanya. ’’Jika diperbolehkan di pasar, tentu perlu ada IPAL,” tambahnya.