Putri Pariwisata pun Kagum Keelokan Bawean
GRESIK, Jawa Pos – Perahu jhukong resmi menjadi ikon nelayan tradisional di Pulau Bawean. Status itu disematkan lewat sebuah prosesi pengukuhan di Pantai Cena, Teluk Jati, Tambak, kemarin (5/10).
Pengukuhan jhukong yang merupakan bagian dari pergelaran Wonderful Sail to Indonesia (WSTI) itu berlangsung begitu meriah. Tak hanya disaksikan masyarakat di Pulau Putri, momen tersebut juga dimeriahkan dengan kehadiran Putri Pariwisata Indonesia 2019 Clarita Mawarni Salem.
Terik matahari di Pantai Cena tak menyurutkan antusiasme warga. Tak hanya memadati jalan lingkar yang memanjang di bibir pantai, mereka juga menyaksikan dari bebatuan hingga kebun jati. Mulai anak-anak hingga lansia.
Selain menyaksikan sesi pengukuhan jhukong yang berjejer di lautan, mereka ingin melihat putri pariwisata. Mereka beramai-ramai mengarahkan smart phone ke arah sang putri.
Setelah melalui prosesi tabur beras kuning, Clarita digotong ke atas jhukong menuju tengah laut. Dia pun berbaur dengan ratusan perahu lain.
Raut gembira terpancar dari wajah Clarita. Dia begitu terpesona dengan keindahan Bawean. Apalagi, pantainya masih bersih dan jernih. ”Saya harap masyarakat ikut menjaga keindahan ini,” ucapnya.
Gadis 18 tahun itu juga berharap pemerintah turun tangan untuk membesarkan wisata Bawean yang memiliki potensi tinggi. ’’Apalagi, keramahan masyarakatnya menjadi daya tarik wisatawan untuk datang. Saya harap ini bisa dikembangkan,” imbuhnya.
Sementara itu, perwakilan Kemenko Kemaritiman Ahmad Najid mengatakan, pengukuhan jhukong adalah bagian dari pengenalan perahu khas Bawean kepada dunia. Targetnya, perahu jhukong bisa diakui UNESCO, organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan di bawah naungan PBB. ’’Target kami bisa diakui internasional. Sebab, jhukong menjadi armada asli para nelayan Bawean sejak dulu,” katanya.